Digitalent SMK 2025, Transformasi Digital untuk Lulusan SMK yang Kompetitif
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK – Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif dan terdigitalisasi, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus mengadakan webinar yang bertajuk Digitalent SMK 2025, Saatnya Lulusan SMK jadi Jawara Digital pada Kamis, 24 April 2025.
Kepala Subdirektorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat SMK, Sartana, menyampaikan bahwa perkembangan teknologi digital telah mengalami perubahan yang besar sehingga perubahan ini perlu diimbangi dengan generasi muda lulusan SMK yang nanti akan mempersiapkan diri untuk bersaing di pasar kerja global. Kegiatan ini adalah inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing lulusan SMK di seluruh Indonesia.
“Dalam perubahan teknologi ini anak-anak SMK bisa mengikuti secara baik dan bisa mengembangkan teknologi ini. Ini tentang bagaimana siswa bisa mengintegrasikan keterampilan yang dimiliki terhadap kurikulum yang ada di SMK. Kita harus menyiapkan anak-anak kita supaya memiliki kemampuan digital yang kompeten dan daya saing tinggi,” ucap Sartana.
Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Said Mirza Pahlevi, menyampaikan bahwa transformasi digital adalah kunci utama untuk menjawab kebutuhan industri masa kini. Peran kunci untuk transformasi bisnis di Indonesia yang membangun transformasi digital adalah peran artificial intelligence (AI) and machine learning specialist dan big data specialist. Keterampilan inti yang akan banyak digunakan di Indonesia pada tahun 2030 yang pertama adalah AI dan big data.
“Masyarakat digital ditopang oleh talenta digital. Talenta digital adalah orang yang mampu memiliki skill digital untuk mengarungi inovasi di dunia digital termasuk memanfaatkan teknologi digital dan mengembangkan teknologi,” ucap Said Mirza.
Komdigi menyiapkan beberapa program pelatihan untuk membekali generasi muda agar lebih terampil, relevan, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Pada tahun 2019-2024 untuk pendidikan vokasi, Komdigi telah melaksanakan pelatihan daring dan luring dengan total peserta 14.500.
“Saya berharap apa pun bidang konsentrasi SMK, siswa harus mulai belajar kemampuan dasar AI, data, termasuk pengajarnya. Ini dalam waktu dekat sangat dibutuhkan. Kebijakan publik untuk meningkatkan ketersediaan talenta digital Indonesia yang utama adalah Upskilling dan Reskilling,” tutur Said Mirza.
Dalam kesempatan ini, Kepala SMKN 2 Pekalongan, Jawa Tengah, Sukowati, menyampaikan praktik baik terkait penerapan teknologi di sekolah. Pemanfaatan teknologi di sekolah digunakan dalam aktivitas sistem manajemen mutu, web portal siswa, e-presensi, e-commerce my sakpore, e-perpustakaan, dan IoT pengendalian banjir.
“Kami telah fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dengan pembelajaran koding dan AI untuk kemudian disampaikan kepada siswa. Melalui aktivitas ini, kami ingin membekali baik siswa, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan agar tidak ketinggalan teknologi,” ucap Sukowati.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Karangdadap, Tuti Evawati, menyampaikan praktik baik penggunaan teknologi pada proses pembelajaran tata busana di sekolah. Penerapan ini dimulai dari proses produksi hingga proses pemasaran.
“Praktik baik ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi bagian integral dalam pembelajaran berbasis industri. Ini melatih mereka dalam perencanaan produksi, manajemen waktu, serta pengarsipan desain dan proses kerja yang terstruktur,” ucap Tuti. (Aya/Dani)