Film-Film Karya Siswa dan Mahasiswa Vokasi ini Bisa untuk Alternatif Ngabuburit
Jakarta, Ditjen Vokasi - Ngabuburit telah menjadi tradisi masyarakat menjelang berbuka puasa di bulan Ramadan. Biasanya, masyarakat mengisi waktu menunggu beduk ini dengan berbagai aktivitas. Selain ibadah, salah satu aktivitas yang bisa dilakukan saat ngabuburit adalah nonton film.
Ada banyak pilihan film yang bisa menjadi alternatif tontonan, termasuk film-film yang diproduksi satuan pendidikan vokasi. Ya, pendidikan vokasi memang dikenal sering menghasilkan inovasi ataupun karya-karya, salah satunya adalah film. Berbagai jenis karya film sudah dihasilkan, baik itu short movie, series, ataupun animasi.
Bukan hanya sebagai sarana hiburan dan penyaluran minat, hasil karya-karya film tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan bagi para peserta didik.
Lantas, apa saja film karya siswa dan mahasiswa dari pendidikan vokasi yang bisa dijadikan sebagai tontonan seru untuk ngabuburit?
1. Si Warik The Movie: Ladang Terakhir
Film “Si Warik The Movie: Ladang Terakhir” merupakan film animasi pendek 3D berdurasi 20 menit yang menceritakan tentang kisah petualangan dua sahabat, Warik dan Dian, yang berusaha menyelamatkan ladang terakhir dari gangguan makhluk asap hitam. Film ini diadaptasi dari ikon budaya Semarang, yaitu Warak Ngendog, dan menghadirkan kekayaan budaya lokal khas Semarangan.
Film animasi Si Warik menjadi salah satu praktik baik program Matching Fund Vokasi hasil kolaborasi antara mahasiswa Program Studi (Prodi) D-4 Animasi Udinus dengan Manimonki Studio sebagai mitra industri. Film bermuatan lokal yang dikemas dengan format Dolby 5.1 surround sound ini memiliki kualitas yang bagus.
2. Cita-Citaku Setinggi Balon (CCSB)
Film CCSB adalah produksi bersama antara SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen (Malvocs), Malang, Jawa Timur. Pimpinan Pusat Nasyiyatul Aisyiyah, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO), PP Muhammadiyah, dan MIXPRO ini menjadi oase di tengah langkanya film anak-anak dan keluarga. Dengan mengambil latar belakang situasi di tengah pandemi membuat film ini akan dekat di hati semua orang.
Film ini juga akan menjadi dokumentasi di masa depan bahwa kita pernah di satu generasi menghadapi pandemi yang luar biasa.
3. Sabda Alam
Film animasi berdurasi 4 menit 32 detik ini merupakan hasil karya para siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah. Melalui film ini, para siswa-siswi SMK RUS Kudus ingin mengampanyekan pentingnya menjaga ekosistem lingkungan. Para kreator animasi dalam film ini mengangkat kisah mengenai keindahan alam yang awalnya berjalan dengan sempurna dan disertai kehidupan berbagai satwa liar berupa burung-burung cantik yang terbang bebas.
Melalui film ini, para kreator memanjakan penonton dengan gambar burung-burung endemik di Indonesia yang cantik dan indah. Namun sayang, keberadaannya makin terancam punah akibat perburuan liar dan diperjualbelikan secara ilegal. Film animasi ini sendiri dibuat oleh 95 siswa SMK RUS Kudus. Proses produksinya memerlukan waktu kurang lebih dua tahun. Selain itu, film drama musikal ini juga menggunakan lirik lagu dari almarhum Chrisye dengan judul yang sama, “Sabda Alam”.
4. Ficusia
Film Ficusia merupakan film animasi karya kolaborasi antara Politeknik Negeri Batam (Polibatam) dengan Pemerintah Australia melalui program Alumni Grant Scheme (AGS) yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia. Cerita dalam film besutan mahasiswa ini dikemas dalam 3 episode dengan tema Nature, Spirit, Fantasy, dan Surrealism dengan proses pengerjaan yang sudah dimulai sejak November 2021 lalu.
Series Ficusia ini juga mendapat dukungan pembiayaan program Matching Fund Vokasi tahun 2022 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sebelumnya, program Matching Fund untuk pembuatan Film Ficusia ini diusulkan oleh Selly Artaty Zega dari Polibatam. Menariknya, film ini melibatkan mahasiswa dari lintas program studi, yakni Animasi, Multimedia dan Jaringan, Rekayasa Keamanan Siber, Akuntansi, Administrasi Bisnis, dan Akuntansi Manajerial. (Rifqi/Nan/Cecep Somantri)