113 Warga Belajar PKBM RUMAN Aceh Antusias Ikuti TKA 2025
Banda Aceh, Ditjen Diksi PKPLK – Sebanyak 113 warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh) mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) tahun 2025. Kegiatan yang merupakan agenda nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ini digelar secara bergelombang selama empat hari, yakni Rabu hingga Kamis, dan Sabtu serta Minggu (5–9 November 2025) di Basecamp PKBM RUMAN Aceh, Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.
Kepala PKBM RUMAN Aceh, Nonong Noviansyah, mengatakan bahwa PKBM pimpinannya menyambut baik pelaksanaan TKA karena merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan pemerataan mutu pendidikan bagi seluruh peserta didik, termasuk di jalur pendidikan nonformal.
“Tujuan TKA sangat baik agar warga belajar mengenali kekuatan dan kelemahan akademiknya. Tes ini juga dapat menjadi sarana untuk menjamin pengakuan hasil belajar peserta pendidikan nonformal di tingkat nasional,” ujarnya.
Nonong mengungkapkan, sebelum pelaksanaan tes PKBM RUMAN Aceh telah melakukan sejumlah persiapan teknis, mulai dari pengecekan jaringan internet hingga penyediaan perangkat komputer. Menurut Nonong, pihaknya menyiapkan 20 unit laptop untuk ujian berbasis komputer tersebut.
“Kami punya sepuluh unit merupakan hibah dari pemerintah tahun ini, dan sepuluh unit lainnya kami pinjam dari tutor PKBM RUMAN,” ungkapnya mengatakan bahwa setiap sesi TKA di di PKBM RUMAN dibagi dalam tiga sesi per hari dengan total 60 peserta per hari.
Nonong pun menambahkan, pihak PKBM pun berupaya mengantisipasi jika ada persoalan-persoalan teknis selama pelaksanaan tes, dan pelaksanaan TKA berjalan lancar tanpa kendala berarti.
“Peserta sangat semangat. Mereka datang setengah jam lebih awal, padahal ada yang menempuh perjalanan satu jam ke lokasi,” tuturnya.
Dari 350 peserta jenjang Paket C, terang Nonong, sebanyak 113 yang memilih untuk ikut TKA atas kemauan sendiri. Menurutnya, sejak awal mendapat informasi terkait TKA pihaknya telah menyampaikan tes tersebut bersifat opsional dan tidak berpengaruh terhadap ijazah akhir.
“Namun peserta antusias untuk ikut karena tahu manfaatnya. Bisa jadi nanti sertifikat TKA bisa digunakan untuk kuliah atau melamar pekerjaan,” kata Nonong.
Ia menambahkan, sebagian besar peserta mempersiapkan diri sebelum ujian secara mandiri di rumah. Hal tersebut karena pihak PKBM tidak dapat mempersiapkan kisi-kisi karena TKA sifatnya tes kompetensi.
“Mereka cari bahan-bahan untuk dipelajari sendiri di internet. Ini menunjukkan semangat belajar yang luar biasa dari warga belajar kami,” ujar Nonong.
Nonong menilai, partisipasi peserta didik PKBM dalam TKA tahun ini menjadi bukti bahwa pendidikan kesetaraan bukan lagi alternatif, melainkan jalan sejajar untuk meraih cita-cita akademik. Ia berharap pemerintah terus memperkuat dukungan bagi satuan pendidikan nonformal agar mutu layanan dan kesempatan belajar semakin merata. (Esha/NA/AS)