Garda Terdepan Pendidikan Nonformal, FK PKBM Probolinggo Perkuat Sinergi
Surabaya, Ditjen Diksi PKPLK – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK PKBM) Kabupaten Probolinggo menggelar ngopi bareng bersama pengelola satuan pendidikan nonformal (SPNF) se-Kabupaten Probolinggo di Surabaya, Minggu (30/11) malam. Pertemuan ini sekaligus menjadi upaya penguatan jejaring PKBM sebagai lembaga pendidikan alternatif yang memegang peran strategis dalam memperluas akses belajar masyarakat.
Agenda yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Hary Tjahjono, tersebut berfokus pada empat isu krusial pendidikan nonformal, mulai dari percepatan penuntasan anak usia sekolah tidak sekolah (ATS), kolaborasi dalam pendidikan inklusif, dan penguatan layanan PKBM.
Ketua FK PKBM Kabupaten Probolinggo, Mohamad Holili, menegaskan bahwa PKBM kini tidak hanya berfungsi sebagai penyelenggara program kesetaraan, tetapi juga telah berkembang menjadi pusat pembelajaran masyarakat yang menjawab kebutuhan belajar sepanjang hayat. Untuk itulah, menurut Holili, agenda tersebut diselenggarakan dalam rangka memperkuat kemitraan antara PKBM, pemerintah, dan masyarakat serta sekaligus mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo melalui pendidikan nonformal.
“Tujuannya adalah peningkatan kolaborasi layanan antara satuan pendidikan nonformal dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai mitra layanan. Dengan kolaborasi yang lebih maksimal, capaian peningkatan IPM Kabupaten Probolinggo melalui pendidikan nonformal dapat semakin optimal,” ungkapnya.
Ia menambahkan, terdapat beberapa harapan yang hendak diwujudkan melalui konsolidasi ini di antaranya memperkuat kolaborasi PKBM dengan Disdikdaya sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah serta mendukung peningkatan IPM melalui pendidikan non formal.
“Selain itu, menjadikan PKBM sebagai pendidikan alternatif bagi masyarakat baik usia sekolah maupun non usia sekolah dan memaksimalkan program life skill sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi lokal,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Hary Tjahjono, pada bagian penutup acara, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan PKBM dalam memperkuat layanan pendidikan nonformal. Ia mengapresiasi kontribusi PKBM selama ini dan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus memperkuat sinergi. PKBM memiliki peran strategis dalam memperluas akses pendidikan dan menekan angka ATS.
“Kita berusaha bersinergi dengan PKBM, pemerintah khususnya dalam rangka mendukung program pendidikan di bidang penanganan dan penurunan ATS sehingga indikator kita akan tercapai,” katanya.
Hary menekankan peran PKBM selama ini sangat penting, terutama dalam pelaksanaan program paket A, B, dan C serta berbagai layanan pembelajaran nonformal lainnya.
“Kami memberikan apresiasi karena PKBM sudah banyak membantu, khususnya dalam pengentasan ATS dan percepatan kejar paket,” harapnya. (Esha/NA/AS)