300.000 Lebih Job Order Luar Negeri Bisa Dimanfaatkan Lulusan SMK

300.000 Lebih Job Order Luar Negeri Bisa Dimanfaatkan Lulusan SMK

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK – Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) kini memiliki peluang yang semakin besar untuk berkarier di luar negeri. Hal tersebut disampaikan Radyum Ikono selaku CEO Schoters dalam rangkaian diskusi Koordinasi Mutu SMK untuk Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri Tahun 2025 yang diselenggarakan Direktorat SMK Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen) pada Jumat (19/9) malam di Jakarta. 


Ikono mengungkapkan bahwa kebutuhan tenaga kerja asing di berbagai negara, terutama Jepang dan Jerman, mencapai lebih dari satu juta kuota setiap tahun. Peluang ini dapat diambil oleh Indonesia yang tengah menikmati bonus demografi dengan angkatan kerja mencapai 152,11 juta orang pada Agustus 2024, naik 4,40 juta orang dibandingkan data Agustus 2023.


“Lebih dari satu juta kuota kebutuhan tenaga kerja di negara asing, terutama jepang dan Jerman. Potensi peluang kerja di luar negeri menurut data SIP2MI  (Surat Izin Perekrutan Pekerja Migran Indonesia) November 2024—April 2025 ada sekitar 360.021 job order yang disetujui, 51.338 (14,3%) terserap, artinya masih ada peluang 308.683 job order yang bisa dimanfaatkan tenaga kerja Indonesia,” terang Ikono yang merupakan lulusan S-3 Matsumoto Dental University, University of Tokyo, Japan ini.


Ia menjelaskan bahwa ada beberapa jalur yang kini diminati oleh para pencari kerja, utamanya Tokutei Ginou di Jepang dan Ausbildung di Jerman. Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker (SSW) merupakan izin kerja khusus di Jepang yang ditujukan bagi tenaga kerja asing dengan keterampilan tertentu. Program ini diluncurkan pada April 2019 oleh Pemerintah Jepang untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor. Sementara itu, Ausbildung adalah program kerja sambil kuliah/vokasi di Jerman. Peserta diterima bekerja di sebuah perusahaan sekaligus mengikuti pendidikan teori di Berufsschule (sekolah kejuruan). Dalam satu minggu, biasanya ada jadwal kerja dan jadwal belajar.


“Tokutei Ginou memberikan kontrak kerja hingga lima tahun dengan gaji mencapai Rp30 juta per bulan, sementara Ausbildung memungkinkan siswa bekerja sekaligus menempuh pendidikan vokasi di Jerman dengan gaji awal Rp18—20 juta per bulan serta peluang kerja permanen di atas Rp50 juta per bulan,” terangnya


Selain dua negara tersebut, menurut Ikono, sejumlah negara di Eropa Timur (Bulgaria, Hungaria, Polandia, Ceko, Slovakia, dan lain-lain.) dan Timur Tengah (Arab Saudi dan Qatar) juga membuka kesempatan kerja di sektor perhotelan, manufaktur, hingga keperawatan, jurutama masak, pelayan dan pramusaji. Ia menerangkan untuk mulai bekerja di negara-negara tersebut pendaftar dapat langsung melamar ke perusahaan. 


Dalam paparannya Iko mencontohkan keberhasilan sejumlah alumni SMK yang telah berhasil menembus pasar kerja global. Naufal, misalnya, ia berhasil diterima dalam program Tokutei Ginou bidang peternakan di Jepang, sementara Vivian diterima sebagai chef di Jerman melalui jalur Ausbildung. Ada pula Dicka yang kini bekerja di Slovakia sebagai pipefitter dengan gaji setara Rp40—46 juta per bulan.




Meski peluang terbuka lebar, Ikono menjelaskan masih terdapat sejumlah tantangan, utamanya terkait akses informasi kerja ke luar negeri yang belum merata. Ia pun merekomendasikan agar ekosistem pendidikan vokasi menginisiasi Booklet Panduan Lengkap “Kerja di Luar Negeri” yang dirancang untuk menjadi sumber informasi 'one-stop solution' yang menjawab semua pertanyaan tentang bekerja di luar negeri.


“Selain itu kita harus membentuk tim penghubung yang terdiri dari perwakilan guru atau staf bimbingan konseling untuk menjembatani aliran informasi terbaru kepada siswa SMK tentang kerja ke luar negeri, termasuk harus mengadakan event offline di berbagai kota bekerja sama dengan SMK untuk menyebarkan informasi kerja ke luar negeri,” tutupnya. (Esha/NA)