Berkat Kursus Spa, Ibu Single Parents Jadi Terapis Profesional dan Mampu Hidupi Keluarga

Berkat Kursus Spa, Ibu Single Parents Jadi Terapis Profesional dan Mampu Hidupi Keluarga

Turki, Ditjen Vokasi - Usianya yang tak muda lagi yaitu berada di kepala empat tidak membuat Isriyanti tak patah semangat untuk menafkahi keluarga di luar negeri. Setelah berpisah dengan mantan suaminya, ia bertahun-tahun menjadi tulang punggung keluarga dan menghidupi ke empat anaknya.  


Pada awalnya Yanti sempat tak tahu arah karena berada titik terendah. Namun, tak mau berlarut dalam kesedihan ia pun mengikuti kursus spa di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dende, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dengan satu langkah sederhana yaitu kursus, ia pun bisa menghidupi keluarganya seorang diri. 


“Kursus spa di LKP Dende memberikan peluang hidup baru untuk saya,” ujar Yanti mengawali cerita.


Yanti memulai dari nol dalam mempelajari teknik-teknik pijat. Sebelumnya, ia hanyalah ibu rumah tangga biasa yang tak mempunyai keahlian secara khusus selain merawat anak. Namun, di tahun 2013 ia memulai pelatihan spa dan salon selama kurang lebih dua bulan. Ia bercerita bahwa untuk meningkatkan kemampuannya, ia harus rela menyisihkan uangnya untuk kursus spa. Sampai akhirnya ia memiliki sertifikat kompetensi yang diakui oleh industri spa dan kecantikan. 


“Sejak lulus uji kompetensi dari LKP Dende saya diarahkan untuk bekerja di Salon & Spa Muslimah Safira selama 8 bulan. Kemudian saya pindah bekerja di refleksi kaki selama 2 tahun,” tutur Yanti mengingat kembali pengalamannya saat terjun di dunia spa.


Untuk menghidupi anak-anaknya, ia pun pernah membuka usaha spa secara mandiri di tahun 2020 dengan modal seadanya di Sumbawa Barat. Ia bercerita bahwa bisnis yang dijalankannya sangat diminati oleh pelanggan. Dalam sehari ia mendapatkan 7-12 pelanggan dengan perawatan yang berbeda-beda. Untuk pelanggan wanita rata-rata mengambil perawatan scrub, facial, dan totok wajah. Sementara untuk pelanggan laki-laki yaitu massage dan pijat refleksi kaki.

Sayangnya, lima bulan ia mengembangkan bisnis spa dan salon, Covid-19 menyerang. Di masa itu pun mengguncang perekonomian hampir seluruh warga Indonesia, tak terkecuali Yanti. 


“Saya kan buka spa di area perusahaan pertambangan, waktu itu Covid-19 dan ada karantina wilayah. Alhasil banyak pegawai dan orang-orang yang juga enggan dipijat,” tutur Yanti.


Selama Covid-19 ia berusaha untuk tetap menghidupi keluarganya dari sisa tabungan yang ada. Ia pun pulang ke kampung halamannya di Mataram.  Ia menjalani pijat dan spa dari rumah ke rumah selama beberapa bulan sampai akhirnya ia memutuskan untuk menjadi terapis di luar negeri. Inilah asal muasal petualangannya menjadi terapis profesional di negeri orang. 


Balinese Massage ala Yanti Digemari di Turki


“Waktu itu pernah ditawari ke Qatar oleh LKP Dende di 2015, tapi karena anak-anak masih kecil, saya mengurungkan niat tersebut. Tapi, di 2021 walaupun mendaftar secara mandiri,  alhamdulillah saya lulus berkat sertifikat spa dari LKP Dende,”  ujar Yanti ketika ia ingin menjadi terapis di luar negeri.


Sampai akhirnya ia baru terealisasi bekerja menjadi terapis di luar negeri pada tahun 2021 akhir. Awalnya ia bekerja di Irak, kemudian di Maroko, lalu akhirnya ia menetap di Turki.


“Untunglah Covid-19 mulai agar reda dan masih boleh keluar negeri dan rasanya benar-benar dipermudah,” ungkap Yanti. 


Ia menjadi percaya bahwa bekerja menjadi terapis di luar negeri merupakan jalan hidupnya untuk bisa menghidupi keluarga.


Selama di Turki ia menjadi terapis profesional di salah satu perusahaan spa ternama yaitu Pro Massage Istanbul. Bahkan, ia meraih penghargaan terapis terbaik. Hal itu dikarenakan profesionalitasnya yang kompeten dan ia pun memperkenalkan balinese massage yang disukai oleh masyarakat Turki.


Yanti bercerita, “Balinese massage banyak digemari oleh masyarakat di sini karena treatment pijat yang bisa menjadikan pelanggan benar-benar rileks fisik dan pikiran nya.”


Selain balinese massage ia pun menguasai fisioterapi dan refleksiologi. Hal tersebut karena sangat berguna untuk kesehatan. Seringkali ia pun saling berbagi ilmu dengan sesama terapis di tempatnya bekerja. 


Sudah hampir dua tahun Yanti bekerja di negeri orang, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya meskipun sampai jenjang SMA dan kedua anaknya kini sudah bekerja. 


“Saat ini saya mendorong anak ketiga saya yang sekarang kelas 1 SMA untuk bisa kuliah ke perguruan tinggi. Sementara anak ke empat masih kelas 3 SD,” tutur Yanti.


Yanti pun telah membeli tanah di Mataram untuk dijadikan kios dan kos-kosan agar bisa menjadi pendapatan tambahan. Untuk itulah ia memperpanjang kontrak di Turki sampai empat tahun ke depan.


Yanti menegaskan, “Saya ingin membuka usaha spa dan salon lagi. Hati kecil saya menjadi wirausaha bukan selamanya bekerja di orang. Maka dari itu, saya saat ini mengumpulkan modal terlebih dahulu agar memiliki hidup yang lebih baik.” 


Yanti pun bercerita bahwa bekerja di Turki memberikan pengalaman yang luar biasa. Ia mendapatkan fasilitas apartemen dan makan. Selain itu, ia pun mendapatkan gaji pokok dan komisi tambahan. Walaupun, ia memiliki kehidupan yang cukup nyaman di negeri orang, tak dipungkiri kenyamanan terbesarnya adalah bersama keluarga.


“Dua tahun saya melewati Idulfitri dan hanya saling berkabar melalui panggilan video. Anak yang paling kecil selalu menanyakan kapan pulang,” cerita Yanti sambil merasakan rindu kepada anak-anaknya.


Selama bekerja di luar negeri ia belum pernah sama sekali pulang ke Indonesia walaupun hatinya sangat ingin. Ia sempat berencana untuk pulang ke Indonesia pada bulan April 2023. Namun ia mengurungkan niatnya karena terkendala biaya.


Cerita Yanti merupakan contoh nyata bahwa seorang ibu akan berjuang apapun demi anaknya, meskipun ia harus berusaha seorang diri. Yanti merasa perjuangan menghidupi keluarganya sangat berarti karena berawal dari kursus spa. 


LKP Dende Lahirkan Terapis Profesional Bersertifikat


LKP Dende berkomitmen untuk menghadirkan terapis yang tidak hanya bisa memijat tetapi juga dibuktikan dengan adanya sertifikat. Untuk itulah LKP tersebut telah menjadi tempat uji kompetensi (TUK) sejak 2016. 


“Kami selalu berpesan kepada peserta didik keterampilan memang nomor satu, tetapi sikap dan keinginan untuk berwirausaha secara mandiri juga sangat penting,” jelas Donik selaku Pimpinan LKP Dende.


LKP yang berdiri sejak 2008 itu pun sudah bekerja sama dengan berbagai agen penyalur kerja di luar negeri, salah satunya PT Sanjaya Thanry Bahtera yang menerima terapis Indonesia di Polandia, Turki, dan Arab Saudi. Sekitar 10 peserta didiknya di program reguler sudah berangkat ke luar negeri dengan menjadi terapis di tahun 2022. Dapat dikatakan, sertifikat spa dari LKP Dende diakui oleh industri spa internasional.


Selain itu, LKP Dende juga sudah dipercaya oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyelenggarakan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) sejak tahun 2020.


Sementara itu, capaian program PKW 2022 di LKP Dende pun telah menghadirkan wirausahan baru. Dari 20 peserta PKW 2022, 18 peserta membuka layanan home care spa dari rumah ke rumah. Selain itu juga ada yang membuka usaha minuman tradisional seperti jamu dan minuman stamina. (Zia/Cecep)