Capaian Revitalisasi SKB Magelang, Bukti Sinergi dan Gotong Royong Masyarakat
Magelang, Ditjen Diksi PKPLK – Upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan melalui Program Revitalisasi Satuan Pendidikan kini memberi hasil nyata. Salah satu yang mencatat progres pesat dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto ini adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Magelang, yang hingga Oktober 2025 telah mencapai lebih dari 70 persen kemajuan fisik, melampaui target kurva perencanaan sebesar 50 persen.
Capaian ini menjadi bukti nyata kesolidan tim pelaksana di lapangan, yang memadukan komitmen satuan pendidikan, profesionalisme teknis, serta dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang serta masyarakat setempat.
Kepala SKB Kabupaten Magelang, Endang Srilestari, mengenang malam awal pengajuan revitalisasi sebagai momen yang tak terlupakan. Informasi program revitalisasi tersebut resmi datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang pada awal Mei 2025. Saat itu, ia bersama tim harus segera mengunggah data dan foto kondisi bangunan kedalam aplikasi Krisna sebagai salah satu syarat pengajuan program revitalisasi.
“Malam itu kami harus unggah foto kondisi ruang yang akan diajukan untuk revitalisasi. Kalau tidak, kami bisa kehilangan kesempatan,” kenang Endang yang juga merupakan penanggung jawab program revitalisasi SKB Kabupaten Magelang.
Di tengah hujan deras, tim SKB tetap mengambil dokumentasi ruang administrasi dan kelas yang bocor dan rusak berat. Hampir semua ruangan tersebut sudah tak lagi layak dipakai, mulai dari tembok retak, genteng campur aduk, plafon yang pernah runtuh, hingga lantai yang amblas.
“Kami bahkan harus memindahkan kegiatan belajar ke tempat lain karena takut atap roboh. Keselamatan anak-anak adalah prioritas,” ujarnya.
Ruangan yang diajukan oleh pihak SKB Kabupaten Magelang untuk program revitalisasi ini adalah ruang administrasi, satu ruang kelas PAUD, dan toilet baru. Sebelumnya, kondisi ruangan yang diajukan tersebut sudah dilakukan penilaian oleh PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan pihak SKB sudah mempunyai data ruangan mana saja yang akan mereka ajukan ketika ada program revitalisasi.
Swakelola Nyata, Bukan Formalitas
Pelaksanaan revitalisasi SKB Kabupaten Magelang dilakukan dengan pola swakelola, sebagaimana aturan dalam program revitalisasi, di mana satuan pendidikan bekerja sama dengan masyarakat melalui Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP). Ketua P2SP, Sudaryanto, menyebutkan bahwa inilah pertama kalinya ia merasakan swakelola dijalankan secara nyata.
“Sebelumnya saya sering diminta bantu sebagai syarat formalitas saja. Tapi kali ini berbeda dan kami benar-benar dilibatkan,” ungkapnya.
Sudaryanto, yang telah lama berpengalaman di bidang konstruksi dan telah tersertifikasi, mengoordinasikan sekitar 20 pekerja lokal dari lingkungan sekitar SKB. Menurutnya, keterlibatan ini bukan hanya mempercepat pembangunan, tetapi juga menggerakkan ekonomi warga.
“Ini sangat membantu masyarakat sekitar. Hampir secara keseluruhan tenaga kerja berasal dari sini, jadi manfaatnya langsung terasa,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan berbagai tantangan teknis di lapangan. Bangunan lama SKB memiliki struktur yang tidak standar, genteng tidak seragam, dan sebagian dinding tanpa penguat beton. Namun, berkat komunikasi yang intens antara tim teknis dan perencana, setiap masalah dapat diatasi.
“Kami ingin buktikan bahwa masyarakat bisa menjalankan swakelola dengan profesional,” ujar Sudaryanto.
Dukungan Pemda dan Masyarakat
Proses revitalisasi tersebut juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Erlina Susinurwati, Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan dan Pendidikan Keluarga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, turut mengawal proses sejak tahap awal. Pada malam pengunggahan data revitalisasi, ia bahkan ikut turun langsung ke kantor dinas memastikan semua dokumen SKB terunggah tepat waktu.
“Saya langsung hubungi Bu Endang malam itu juga. Pokoknya saya tunggu sampai selesai diunggah ke aplikasi Krisna, bahkan sampai tengah malam,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI) Kemendikdasmen, Baharudin, mengapresiasi proses revitalisasi yang dilakukan oleh SKB Kabupaten Magelang dan mengungkapkan bahwa revitalisasi bukan hanya semata proyek fisik.
“Revitalisasi ini pada dasarnya ditujukan juga untuk mendorong semangat belajar bagi siswa dan keterlibatan masyarakat. Kita berharap dampaknya juga dirasakan oleh masyarakat yang ikut bekerja dan membantu memfasilitasi dalam berbagai hal lain,” katanya.
Baharudin juga mengungkapkan bahwa progres revitalisasi SKB Kabupaten Magelang yang melebihi target per Oktober 2025 menjadi dampak nyata sekaligus semangat dalam pelaksanaan salah satu PTHC Presiden Prabowo Subianto yang tujuannya adalah untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan nasional di jalur pendidikan nonformal. Kerja sama yang dilakukan tim revitalisasi di SKB Kabupaten Magelang ini kolaborasi, kecepatan bertindak, dan kepercayaan antarunsur dapat menghasilkan perubahan nyata. (Esha/NA)