Cerita Nisa dan Rayhan: Ikuti MSIB di LKP Pelopor Kursus Tata Busana Kota Gaplek
Trenggalek, Ditjen Vokasi - Sebagai komitmen untuk menghadirkan SDM berkualitas, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) melalui kebijakan Merdeka Belajar. Untuk MSIB Batch 6, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) pun turut mengambil peran menyukseskan MSIB.
LKP yang merupakan salah satu satuan pendidikan vokasi dapat berperan sebagai mitra untuk memfasilitasi mahasiswa dari perguruan tinggi dalam meningkatkan keterampilan di luar kuliah. Beberapa mahasiswa yang menerima manfaat ini adalah Nisa Listiyana dan Rayhan Rafie Putra Bakri, yang melakukan magang di LKP Tatik Modes, Trenggalek, Jawa Timur.
Mereka merupakan mahasiswa semester 6 dari kampus yang berbeda. Nisa berasal dari Jurusan Manajemen Universitas Kahuripan Kediri, sementara Rayhan berasal dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Mereka mengikuti magang mulai dari Februari s.d. Juni 2024 nanti.
Menjadi mahasiswa Jurusan Manajemen membuat Nisa untuk menggali potensi terbaiknya dengan mengikuti magang di LKP Tatik Modes. LKP Tatik Modes menjadi salah satu pelopor pendidikan tata busana yang ada di Kota Gaplek ini. LKP yang berdiri sejak tahun 2000 ini sudah banyak menciptakan generasi emas di bidang menjahit, membatik, serta border dan sulam.
“Saya juga senang menjahit. Jadi, selain belajar manajemen dan mengelola lembaganya, saya juga bisa sekalian belajar tata busana,” ungkap Nisa mengawali cerita.
Terjun ke Dunia Kerja
Pengalaman belajar Nisa dan Rayhan tidak hanya di bangku kelas. Melalui MSIB ini mereka bisa mempelajari hal baru yang berkaitan dengan manajemen LKP. Bagi Nisa, magang di LKP Tatik Modes memberikan ia banyak kompetensi, baik kemampuan teknis maupun soft skills.
“Saya menduduki posisi sebagai Supervisor LKP Tatik Modes, jadi harus bisa memahami dengan benar mengenai profil dan tata kelola kelembagaan,” tutur Nisa.
Nisa juga bercerita bahwa ilmu yang sudah ia peroleh di kampus bisa diterapkan untuk tata kelola LKP Tatik Modes. Ia turut menambahkan, pemberian materi mengenai pembukuan dan business plan secara lebih mendetail untuk program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang diselenggarakan di LKP.
Keahlian soft skills Nisa pun semakin meningkat. Menurutnya, magang ini harus bisa bekerja secara profesional dan membutuhkan keterampilan manajemen waktu.
Serupa dengan Nisa, Rayhan pun meningkatkan keterampilannya dengan menjadi Public Relation di LKP Tatik Modes. Dalam seminggu ia membuat satu konten untuk YouTube dan Instagram. Pemuda kelahiran 2002 itu pun mengaku ingin menjadi seorang Public Relation di sebuah institusi dan magang ini bisa menjadi portofolio yang bagus untuknya.
“Saya plan membuat konten dan juga admin LKP Tatik Modes. Selama dua bulan di sini followers Instagram dan YouTuber LKP pun meningkat,” ujar Rayhan.
Meskipun tidak memiliki keterampilan menjahit seperti Nisa, Rayhan pun cukup antusias dalam proses pembuatan batik yang ada di LKP. Ia pun turut mempelajari hal baru terkait tata busana, khususnya dalam membuat fesyen yang menarik.
Tingkatkan Kualitas LKP
Tahun 2024, menjadi tahun pertama LKP mengambil peran dalam pelaksanaan MSIB. Sebelumnya, Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek telah melaksanakan Sosialisasi dan Bimtek Program MSIB ke LKP secara daring pada Oktober 2023 lalu. LKP Tatik Modes menjadi salah satu lembaga yang dipercaya untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan program tersebut.
Mintartik selaku pemimpin LKP Tatik Modes pun menyampaikan bahwa terpilihnya LKP untuk mengikuti program ini merupakan sebuah pencapaian terkini.
“Melalui kerja sama ini tentunya memiliki banyak keuntungan, tidak hanya untuk mahasiswa tetapi juga untuk LKP,” tutur Mintartik.
Kemajuan lembaga semakin terlihat sejak adanya kehadiran mahasiswa MSIB. Terdapat beberapa kontribusi mahasiswa magang sebagai bentuk usaha untuk memajukan LKP Tatik Modes.
Mintartik mengungkapkan, “Contohnya seperti yang dilakukan oleh Nisa dan Rayhan. Selain itu, ada pula mahasiswa memperbaiki website lembaga yang sebelumnya bermasalah, pembuatan brosur, serta menyebarkannya dan memberikan sosialisasi kepada para siswa SMA sederajat.”
Terdapat 5 mahasiswa yang mengikuti program magang di LKP Tatik Modes. 3 siswa lainnya berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Wiraraja Madura, dan Politeknik Negeri Malang. Mintartik berharap, program MSIB ini dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya karena turut memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan LKP dan juga peningkatan kompetensi mahasiswa. (LKP Tatik Modes/Zia/Cecep)