Inovatif dan Sesuai Tren, Inilah Kopi Langa Produk Alumni Program PKW

Inovatif dan Sesuai Tren, Inilah Kopi Langa Produk Alumni Program PKW

Bogor, Ditjen Vokasi PKPLK - Menangkap peluang kopi sepeda keliling yang lebih modern, Kopi Langa melanglang di jalanan raya Bogor. Kopi Langa merupakan brand hasil rintisan lulusan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) 2024 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sangkuriang Maritim Hotel Institute (SMHI).


Rintisan usaha ini berkembang melalui pelatihan kursus barista di LKP SMHI yang mempersiapkan barista dan wirausaha profesional. Salah satu alumnus program PKW dari LKP Sangkuriang yang turut berperan dalam pengembangan bisnis ini adalah Devan Setiawan. Devan merasa tersanjung karena bisnis yang ia lakukan bersama teman-temannya mendapatkan sanjungan dari Wali Kota Bogor, Bima Arya, pada tahun lalu.


“Tentu sangat senang dan bersemangat, kami merasa sangat termotivasi dalam melakukan rintisan usaha setelah pelatihan,” terang Devan.


Program PKW merupakan pelatihan intensif yang difasilitasi oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus berdurasi 150 hingga 300 jam yang terselenggara di LKP. Peserta tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga soft skills, etika kerja, literasi digital, serta pengelolaan bisnis mikro dan keuangan dasar. Program ini memperkuat kesiapan peserta untuk membangun usahanya sendiri.


Lahirnya Kopi Langa


Kopi Langa Bogor adalah contoh nyata dari bagaimana LKP Sangkuriang mentransformasi pelatihan menjadi sebuah usaha nyata. Dirintis oleh 25 alumni program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bidang barista, para 'Langers', sebutan untuk para perintis Kopi Langa, menjalani pelatihan intensif selama 300 jam. 


Devan menerangkan bahwa pelatihan tersebut mengubah hidupnya, dari yang tidak tahu apa-apa terkait kopi, kini ia bisa menyeduh kopi dengan berbagai teknik sekaligus menjalankan bisnis.


“Kami dan teman-teman mendapatkan mendapatkan dukungan berupa alat kopi profesional, bahan baku, hingga kendaraan operasional untuk memulai bisnis,” tambah Davin.


Davin menjelaskan kopi langa menerapkan konsep jemput bola dan dapat ditemui di beberapa jalan di Bogor, seperti Jl. Sudirman, Jl. Papandayan, Taman Heulang, jembatan Merah, dan Tegal Goendil. Menggunakan kopi liong khas Bogor, Kopi Langa menampilkan beberapa menu varian kopi mulai dari gula aren, kopi susu, americano, bahkan minuman segar nonkopi. 


Sebagai ketua tim, kursus barista sekaligus merintis usaha ini pun memiliki tantangan tersendiri. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak ia pun bisa mengatur agar bisnis kopi langa ini pun bisa bertahan.


“Alhamdulillah bisa nembus Rp6—9 juta per bulan dengan per hari bisa mulai Rp200—Rp300 ribu,” terang Davin. 


Tampil di Pameran Kosolnas Dikdasmen 2025


Baru-baru ini, Kopi Langa pun unjuk gigi dalam Pameran Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen) 2025 yang digelar di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Sawangan, Jawa Barat yang mengusung konsep “Skill untuk Mandiri”.


Kopi Langa menyediakan ribuan cup kopi untuk mendukung kegiatan yang diselenggarakan pada 28 s.d. 30 April 2025 tersebut. Tiga barista, Kopi Langa, termasuk Devan, turut menyajikan berbagai kopi untuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta para jajarannya.


“Tiga hari kami menyediakan 700 cup es kopi susu gula aren dan 300 cup kopi panas. Melalui ajang ini, kami ingin menunjukkan praktik baik program PKW kepada para pimpinan di Kemendikdasmen dan masyarakat,” ungkap Direktur LKP SMHI, Theo George Gill.


Ke depan, LKP SMHI dan Kopi Langa memiliki peluang besar untuk memperluas operasi dalam jangka panjang melalui pengembangan toko fisik, kemitraan waralaba, dan inovasi produk kopi Bogor lokal. (Zia/Dani)