Kurangi Disparitas Pendidikan, Keberhasilan Digitalisasi Pembelajaran Perlu Dukungan Pemda
Tangerang, Ditjen Vokasi PKPLK - Pembelajaran digital melalui Papan Interaktif Digital atau Interactive Flat Panel (IFP) berhasil mendorong percepatan dan transformasi teknologi dalam pembelajaran di sekolah, baik di kota maupun desa-desa di seluruh Indonesia. Kerja sama dan dukungan dari pemerintah daerah pun diperlukan untuk memastikan program ini memiliki dampak nyata pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di daerah serta mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
Pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, berperan strategis melalui penyiapan atau fasilitasi penyediaan jaringan listrik dan internet kepada satuan pendidikan untuk mendukung implementasi digitalisasi pembelajaran, termasuk memfasilitasi peningkatan daya listrik bagi satuan pendidikan yang sudah memiliki akses listrik. Pemerintah daerah juga berperan dalam mendukung komunitas guru untuk meningkatkan kompetensi pemanfaatan IFP.
Saat berbicara dalam diskusi panel pada Rapat Koordinasi Kepala Daerah terkait Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran pada Kamis (13/11/2025) di Tangerang, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Muhammad Hasbi, menyampaikan bahwa pemerintah telah menargetkan 288.865 satuan pendidikan mendapatkan perangkat digitalisasi pembelajaran berupa IPF di tahun 2025.
“Kami berkomitmen, pada Desember 2025 semua perangkat Digitalisasi Pembelajaran sudah bisa digunakan di semua satuan pendidikan yang menjadi sasaran,” kata Hasbi.
Menurut Hasbi, urgensi Digitalisasi Pembelajaran diperlukan mengingat masih rendahnya literasi dan numerasi serta keterampilan abad 21 bagi murid-murid Indonesia. Selain itu, disparitas akses guru-murid terhadap bahan dan media ajar/belajar bermutu antarwilayah dan antarsekolah juga masih sangat terasa.
“Dengan adanya IFP ini, para guru dan murid memiliki akses terhadap pembelajaran digital interaktif yang merata sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,” ujar Hasbi menambahkan.
Masih menurut Hasbi, berbagai dampak positif telah dirasakan oleh guru dan juga para murid di sekolah-sekolah yang telah mendapatkan IFP ini. Para guru dan juga murid menjadi termotivasi dan pembelajaran yang dilakukan menjadi jauh lebih menyenangkan dan lebih interaktif.
Selain itu, Digitalisasi Pembelajaran juga memiliki peluang besar untuk diterapkan atau diimplementasikan di setiap satuan pendidikan. Pasalnya, hampir setiap satuan pendidikan memiliki akses dengan listrik, termasuk terhubung dengan layanan internet.
Meski demikian, lanjut Hasbi, dukungan Pemda sangat dibutuhkan, termasuk dalam hal untuk menyosialisasikan program Digitalisasi Pembelajaran ini.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Prastowo, pada acara yang sama menyambut baik program Digitalisasi Pembelajaran. Menurut Edy, sebagai salah satu provinsi dengan cakupan wilayah yang luas dan kontur geografi yang beragam, Digitalisasi Pembelajaran merupakan terobosan untuk mengurangi disparitas pendidikan antara di kota dan wilayah-wilayah perbatasan provinsi.
“Kami mempunyai wilayah yang berada di perbatasan dengan Kalimantan Barat, itu 12 jam dari Palangkaraya. Belum lagi sekolah-sekolah yang berada di daerah hulu sungai yang sangat sulit dijangkau,” terang Edy.
Sejak 2024 lalu, menurut Edy, Pemprov Kalimantan Tengah sebenarnya telah memulai program digitalisasi pembelajaran. Sementara itu, untuk mendukung program digitalisasi pembelajaran, Pemprov Kalimantan Tengah bahkan menyiapkan dukungan berupa penerapan panel surya untuk mendukung kebutuhan listrik di setiap satuan pendidikan.
“Kami juga menambahkan fasilitas starlink sebanyak 324 unit untuk kebutuhan internet di satuan pendidikan,” ujar Edy. (Nan/NA/AS)
.