Peran Strategis Industri dalam Pendidikan Vokasi di SMK Versi Kawan Lama Group
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Praktik baik dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam membantu mengembangkan sekolah menengah kejuruan (SMK) semakin menguatkan pendidikan vokasi di Indonesia. Salah satunya adalah Kawan Lama Group, yang turut berkomitmen dalam penguatan kompetensi peserta didik SMK.
Dalam acara Peluncuran Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas yang dilaksanakan pada Senin, 28 April 2025 di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Operation Director PT Homecenter Indonesia, Daniel Trisno, menyampaikan bentuk praktik baik kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa SMK di berbagai daerah. Ia menyebutkan bahwa sebagai salah satu anak perusahaan dari Kawan Lama Group yang bergerak di bidang ritel, 70% karyawan dari PT Homecenter Indonesia adalah lulusan SMK/SMA.
“Sejauh ini kami sudah melakukan kolaborasi dengan lebih dari 150 instansi pendidikan,” terang Daniel lebih lanjut.
Tidak hanya penyerapan lulusan, Kawan Lama Group juga telah berperan dalam sharing knowledge (Industri Mengajar), menerima kunjungan industri, serta menyediakan kesempatan magang untuk siswa dan guru SMK.
Alasan Mengapa Industri Perlu Berperan Aktif
Dalam kesempatan tersebut pula, Daniel menegaskan pentingnya peran aktif sektor industri dalam membangun kompetensi generasi muda di SMK. Menurut Daniel, terdapat kesenjangan antara kebutuhan industri dan kompetensi lulusan.
“Dengan kolaborasi, kita berharap ada jembatan antara dunia pendidikan dengan kebutuhan industri sehingga mempersiapkan lulusan yang lebih siap menghadapi tuntutan dunia kerja sesungguhnya,” jelas Daniel.
Menurutnya, kesempatan gerakan tersebut pun semakin membuat peluang yang lebih besar agar para industri terlibat aktif dalam pengembangan kompetensi di SMK. Dengan begitu, program ini akan berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga kompeten secara teknis.
Daniel menjelaskan, “Kita bisa mengembangkan data pool potential candidate, sehingga ketika lulus, siswa dapat langsung diserap oleh perusahaan.”
Tak hanya itu, keterlibatan industri menjadi langkah strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurut Daniel, jika ingin bersaing secara global, industri pun tidak boleh pasif dan harus berinvestasi pada generasi muda.
“Saya percaya Indonesia Emas berawal dari dunia pendidikan. Apa yg kami investasikan di pendidikan akan membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ungkap Daniel. (Zia/Dani)