Tingkatkan Kebekerjaan Lulusan, SLB YPPC Banda Aceh Sebentar Lagi Punya Toilet Bersih dari Revitalisasi Sekolah

Tingkatkan Kebekerjaan Lulusan, SLB YPPC Banda Aceh Sebentar Lagi Punya Toilet Bersih dari Revitalisasi Sekolah

Banda Aceh, Ditjen Vokasi PKPLK - Revitalisasi satuan pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) YPPC Banda Aceh akan menghadirkan toilet bersih yang digunakan para murid sebagai tempat belajar murid. Selain melatih kemandirian murid, adanya toilet bersih dari program Revitalisasi Satuan Pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi murid dan menunjang keberkerjaan para alumni di bidang kebersihan. 


"Lulusan kami kebetulan banyak yang bekerja sebagai petugas cleaning service sehingga kami merasa perlu untuk memiliki toilet bersih sebagai tempat untuk latihan atau belajar para murid,” kata Kasidah, Kepala SLB YPPC, beberapa waktu lalu.


Menurut Kasidah, saat ini tercatat sebanyak lima lulusan SLB YPPC Banda Aceh yang bekerja sebagai petugas kebersihan di beberapa instansi. Salah satunya adalah di Rumah Sakit dr Zainoel Abidin yang ada di Kota Banda Aceh. Mereka rata-rata merupakan penyandang tunarungu.


"Ketika ada toilet bersih, nanti anak-anak bisa belajar bagaimana membersihkan toilet, baik itu yang toilet jongkok maupun toilet duduk. Karena permintaan kebutuhan petugas kebersihan cukup banyak ke kami," tambah Kasidah. 


Selama ini, lanjut Kasidah, para murid biasanya diajarkan tentang bagaimana membersihkan toilet menggunakan toilet yang ada di sekolah. Hal ini tentu membuat murid menjadi kurang nyaman dan kurang leluasa dalam belajar. Apalagi, sebagai murid dengan tunagrahita, mereka juga perlu dibekali dengan keterampilan toilet training sebagai pembelajaran bina diri untuk kemandirian mereka. 


“Ya karena kan toiletnya terbatas, jadi kurang nyaman muridnya karena lagi dipakai buat latihan ada yang sudah antri mau pakai dan lain-lain apalagi juga cuma ada satu tipe toilet yakni toilet jongkok jadi kurang maksimal,” ujar Kasidah.


Selain belajar di toilet bersih, nantinya para murid juga akan dibekali dengan keterampilan lain, seperti membersihkan kaca jendela, mengepel lantai, dan sebagainya. Semua keterampilan tersebut akan diajarkan di ruang keterampilan khusus yang juga saat ini sedang dibangun. Proses pembangunannya sendiri sudah mencapai lebih dari 60 persen. 


"Bagi kami, fokus membekali keterampilan untuk para murid adalah hal utama karena dari keterampilan inilah diharapkan para lulusan kami bisa mandiri nantinya dan dapat bekerja," tambah Kasidah. 


Sebagai informasi, SLB YPPC Banda Aceh merupakan salah satu sekolah yang menerima bantuan program Revitalisasi Satuan Pendidikan. Selain membangun toilet bersih, sekolah ini juga sedang membangun sejumlah ruangan lain, seperti ruang program khusus untuk terapi wicara, orientasi ruang untuk tunanetra, ruang keterampilan basah untuk tata boga dan sejumlah ruangan lain. 


Total anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk pembangunan sarana prasarana pendidikan di sekolah ini mencapai sekitar Rp2 miliar untuk pembangunan fisik dan juga peralatan penunjangnya. Proses pembangunan direncanakan dapat selesai dan digunakan pada Desember mendatang. 


Diawasi Berbagai Pihak 


Sementara itu, dalam acara Taklimat Media Satu Tahun Capaian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Ditjen Diksi PKPLK), Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa seluruh proses revitalisasi satuan pendidikan, termasuk satuan pendidikan di lingkup Ditjen Diksi PKPLK dilakukan dengan melibatkan pengawasan dari berbagai pihak. Hal ini dimaksudkan agar kualitas dan keamanan bangunan untuk para murid ini dapat terjaga. 


"Kami melibatkan para ahli, baik dari perguruan tinggi, asosiasi arsitek, sampai Zeni dari Angkatan Darat, dan berbagai pihak lain untuk ikut mengawasi dan memastikan kelayakan serta keamanan gedung-gedung kelas yang dibangun," kata Tatang saat menanggapi pertanyaan media terkait dengan kualitas bangunan sekolah yang dikerjakan swakelola dengan melibatkan partisipasi masyarakat termasuk orang tua murid.


Meski demikian, Dirjen Tatang mengakui, keterlibatan perguruan tinggi dan stakeholder lainnya masih belum terlalu ideal secara rasio untuk melakukan pengawasan pembangunan secara menyeluruh. Terlebih dengan pengerjaan yang begitu masif di seluruh wilayah. Namun, Dirjen Tatang mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan peningkatan pengawasan untuk memastikan keamanan dan kelayakan bangunan sekolah yang direvitalisasi. (Nan/NA)