Turun Gunung, Peserta Didik PKK LKP Mey Siap Kerja di Industri Kecantikan

Turun Gunung, Peserta Didik PKK LKP Mey Siap Kerja di Industri Kecantikan

Kabupaten Bandung, Ditjen Vokasi PKPLK - Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Mey turut menyukseskan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK). Sebagai pelaksana program tersebut, LKP Mey menyelenggarakan project based learning (PBL) mulai 19 Oktober di berbagai event dan salon di Bandung.


Direktur LKP Mey, Delis Lela Hartati, menjelaskan bahwa proses PBL ini dilaksanakan di booth Bazar Pemda Dinas Pertanian, bazar Pasar IKN Pemda Kabupaten Bandung, serta di Princess Salon. Para peserta PKK praktik langsung dalam menangani pelanggan di salon dengan berbagai macam treatment, mulai dari perawatan rambut, pewarnaan rambut, bahkan hairstyle.


“Kami ingin peserta punya mental untuk terjun langsung ke pelanggan karena tentunya belajar di kelas akan berbeda dengan di lapangan, terang Delis.


LKP Mey melaksanakan pembelajaran Tata Kecantikan Rambut (TKR) level 2. Selain hal tersebut, para instruktur pun mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan kecantikan yang sedang tren, seperti eyelash dan facial.


“Materi tersebut bisa menjadi bekal untuk mereka, terutama  industri kecantikan sangat dinamis,” jelas Delis.


Dapat Pengalaman dan Pendapatan


Program PKK mempersiapkan para peserta kursus dan pelatihan untuk siap kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Program ini merupakan program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan.


Salah satu yang merasakan manfaat dari program ini adalah Salsa Nur Karimah, peserta PKK LKP Mey. Belum sempat bekerja, Salsa mengasah keterampilan melalui kesempatan tersebut. Menurutnya, program PKK yang gratis sangat membantunya dalam meningkatkan keterampilan di bidang kecantikan.


“Memperkaya pengalaman saya dalam belajar rias rambut. Selain itu saya terjun ke lapangan juga jadi mental dan keterampilan saya benar-benar terlatih,” ujar Salsa.


Gadis asal Bandung tersebut pun mengungkapkan antusiasmenya di dunia kecantikan. Ia menceritakan bahwa selama ini ia belum tahu caranya mengasah keterampilan walaupun sudah mempunyai hobi di bidang tersebut. Sempat belajar otodidak tetapi membuatnya tetap tidak bisa berkembang.


Salsa mengungkapkan, “Kalau di LKP kan banyak praktik dan ada instrukturnya juga. Jadi, materi dan pembelajarannya terarah. Lalu ada uji kompetensi sehingga bisa disalurkan kerja.”


Program PKK pun mengantarkan Salsa mendapatkan pendapatan dari hasil PBL. Saat ia dan teman satu tim membuka booth kecantikan, ia berhasil meraup omzet sekitar Rp500.000,00. Menurutnya, itu adalah langkah yang bagus meskipun ia dan teman-temannya masih dalam tahap belajar. 


“Senang banget saya mendapatkan konsumen pertama saya, di hari pertama ada 4 orang dan di hari kedua ada 3 orang. Ini adalah portofolio saya jika bekerja di industri nanti,” ujar Salsa. (Zia/NA/AS))