Wakili Indonesia, 17 Siswa SMK Ikuti Sakura Science High School Program di Jepang
Tangerang, Ditjen Vokasi - Sebanyak 17 pelajar SMK terpilih mewakili Indonesia pada Sakura Science High School Program (SSHP) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang di Jepang. Melalui program yang bertujuan membina calon ilmuwan muda Asia ini, para siswa SMK ini akan saling bertukar ide dan opini dengan siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan lainnya dari seluruh seluruh Asia.
Para peserta program SSHP tersebut berangkat ke Jepang pada Sabtu (29-07-2023) malam. Mereka adalah siswa-siswa terpilih yang mewakili SMK-SMK dari Aceh hingga Papua. Sebelumnya mereka juga telah melalui proses penyaringan berupa seleksi melalui wawancara dalam Bahasa Inggris dan video presentasi.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek), Wardani Sugiyanto, saat Pre Departure Sakura Science High School Program mengatakan bahwa Jepang merupakan negara yang terkenal akan kemajuan sains dan teknologi. Akan tetapi, negara tersebut tetap mampu melestarikan kebudayaan mereka tanpa tergerus kemajuan sains dan teknologi yang terus berkembang.
Oleh karena itu, menurut Wardani, praktik-praktik baik di Jepang dalam mengembangkan sains dan teknologi dengan tetap melestarikan budaya mereka patut ditiru dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia. Utamanya seperti budaya berprestasi, budaya untuk belajar, dan budaya cinta tanah air dari pemuda-pemuda Jepang.
“Kami harapkan setelah pulang dari program ini anak-anak dapat mengenal budaya Jepang, budaya berprestasi, budaya untuk belajar, dan budaya cinta tanah air dari pemuda-pemuda Jepang. Sehingga dengan modal Profil Pelajar Pancasila yang merupakan jati diri pelajar kita di Indonesia, mereka juga perlu mempelajari hal-hal baik yang perlu ditiru dalam membangun bangsa dan negara ini,” ungkap Wardani dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan Pre Departure SSHP dilakukan selama dua hari, yakni (27 – 29 Juli 2023) di Hotel Mercure, BSD. Dalam kegiatan tersebut, para peserta yang akan diberangkatkan ke Jepang ini berkenalan dengan peserta lainnya dan juga dengan para pendamping mereka.
Para peserta juga menerima pengarahan mengenai kegiatan yang akan mereka jalani di Jepang, menerima pembekalan informasi pengembangan diri dari konselor pendidikan, Vivid F. Argarini, dan mendengarkan cerita pengalaman dari peserta SSHP tahun lalu. Tak ketinggalan, para peserta juga mempersiapkan presentasi dan penampilan budaya Indonesia yang akan mereka tampilkan di negeri matahari terbit nanti.
Salah seorang peserta, Yasyfi Raharja, siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kota Tangerang, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti program SSHP ini.
“Saya tertarik dengan Jepang karena Jepang terkenal dengan teknologinya dan kedisiplinan waktunya. Di Jepang saya paling tertarik dengan kunjungan ke Cyberdyne. Saya ingin melihat kantor dan pabrik-pabriknya seperti apa,” kata siswa Jurusan Teknik dan Komputer Jaringan tersebut.
Selain Yasyfi, peserta lain yang bersemangat untuk mengunjungi Cyberdyne adalah Eliana Yesyuru Stephani Lolo. Meski bersemangat, siswi kelas XII SMK Negeri 2 Kota Jayapura ini sebenarnya sempat pesimistis saat mendaftarkan diri ke program SSHP.
“Awalnya saya mendapat info program ini dari sekolah. Saya diwawancara dalam bahasa Inggris dan saya diminta mengirimkan video perkenalan diri saya. Karena saya dari Papua dan saya bersaing dengan seluruh Indonesia, awalnya saya pikir saya tidak akan masuk. Tapi setelah saya tahu saya diterima, saya sangat bangga,” kata siswi Jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi tersebut.
Sebagai informasi, SSHP merupakan program kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang melalui Japan Science and Technology Agency (JST). Program ini telah berjalan di Indonesia sejak tahun 2015. Selain siswa SMK, SSHP tahun 2023 juga diikuti oleh 18 pelajar SMA. Dengan demikian total pelajar sekolah menengah yang dikirim pada program ini sebanyak 35 siswa.
Di Jepang, para peserta SSHP Indonesia akan bertemu dengan peserta SSHP lainnya dari Thailand, Filipina, Laos, dan Singapura.
Selama program berlangsung, para siswa akan mendatangi berbagai pusat sains dan teknologi di Jepang, seperti Japanese National Research Institute, National Museum of Nature and Science, Tokyo University of Science, hingga Cyberdyne di Prefektur Ibaraki. Selain itu, mereka pun akan mendatangi berbagai pusat kebudayaan, sekolah menengah atas dan kejuruan, pabrik dan industri, serta menghadiri seminar dari seorang ilmuwan Jepang, Profesor Akiyama. (Yes/Nan/Cecep)