Wamen Atip: MPLS Harus Ramah, Bebas Kekerasan, dan Dukung Potensi Murid
Sumedang, 16 Juli 2025—Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, melakukan kunjungan ke SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Sumedang dalam rangka meninjau pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan bahwa MPLS Ramah berjalan secara ramah, aman, inklusif, serta mendukung penguatan karakter dan potensi murid.
Di SMAN 1 Sumedang, Wamen Atip memberikan motivasi dan menekankan pentingnya mengenali potensi unik setiap murid. Ia mendorong siswa untuk aktif dalam organisasi dan membangun keterampilan sosial sebagai bagian dari pembentukan karakter, kepemimpinan, dan pengembangan bakat sejak dini.
“Adik-adik semua adalah siswa yang pintar, karena masing-masing dari kalian memiliki kecerdasan yang berbeda. Kalian juga harus belajar berorganisasi, seperti dalam 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu ‘bermasyarakat’, untuk bisa berinteraksi, mengasah kepemimpinan, dan mengembangkan talenta masing-masing,” ujar Wamen Atip di Sumedang, Rabu (16/7).
Di kesempatan yang sama, Kepala SMAN 1 Sumedang, Doyo, menegaskan bahwa sekolahnya melaksanakan MPLS Ramah berdasarkan nilai-nilai karakter Panca Waluya yang menekankan pembentukan karakter siswa melalui lima nilai utama, yaitu cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (gesit/tanggap terhadap lingkungan).
“Sesuai instruksi Gubernur, siswa di Jawa Barat harus miliki karakter Panca Waluya. Sekolah kami bekerja sama dengan TNI/Polri, psikolog, dan dokter dalam pelaksanaannya. Sekolah juga membentuk Tim Pencegahan Bullying dan menjalankan program untuk membangun interaksi sosial yang sehat,” jelas Doyo.
Selanjutnya, kunjungan dilanjutkan ke SMKN 2 Sumedang, di mana Wamen Atip menyapa langsung para siswa baru yang sedang mengikuti kegiatan MPLS. “MPLS Ramah itu artinya adik-adik betul-betul diantarkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ke lingkungan yang baru, serta mengenal guru dan teman-teman baru. Dalam MPLS Ramah, tidak boleh ada aktivitas yang jauh dari tujuan untuk mengenalkan lingkungan sekolah dan menekankan pada pendidikan karakter. Para senior tidak boleh memberikan tugas atau aktivitas yang tidak jelas tujuannya atau mengarah pada kekerasan,” tegas Wamen Atip.
Kepala SMKN 2 Sumedang, Elis Herawati, menjelaskan bahwa sekolahnya berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan MPLS Ramah dengan menyusun “Pedoman Ramah Anak”. Pedoman tersebut secara eksplisit melarang segala bentuk perpeloncoan, kekerasan (fisik, verbal, mental), atau praktik yang merendahkan martabat peserta didik. Pedoman ini disosialisasikan secara luas kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Kami berkomitmen penuh menyelenggarakan MPLS yang tidak hanya efektif, tetapi juga benar-benar ramah, inklusif, fleksibel, dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik baru. Kegiatan MPLS tidak melulu soal materi, kami juga menyisipkan kegiatan yang mengasah kreativitas, kerja sama tim, dan membangun keakraban, seperti permainan edukatif, penampilan seni siswa, atau sesi ice-breaking yang ceria,” jelas Elis.
MPLS Jadi Pengalaman Seru dan Bermakna bagi Murid Baru
Para murid baru pun menyampaikan kesan positif mereka. Salah satunya Naila, murid SMKN 2 Sumedang, mengaku sangat antusias dan merasa senang mengikuti kegiatan di masa MPLS. “MPLS-nya seru banget, di sini kita bukan cuma teori, tapi juga praktik. Banyak ice breaking, sesi tanya jawab, dan narasumber dari luar seperti BNN, Polri, dan TNI. Kakak-kakak gugusnya juga ramah dan selalu mengingatkan barang yang harus dibawa untuk MPLS hari berikutnya,” ujar Naila.
Roni, murid SMKN 2 Sumedang, mengungkapkan momen MPLS Ramah yang paling ia sukai adalah ketika pelajaran baris-berbaris (PBB) bersama TNI. “Saya paling suka kegiatan PBB karena diajarkan langsung oleh tentara. Ini sangat melatih kedisiplinan, dan cocok dengan cita-cita saya yang ingin jadi tentara,” ucapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Farodiz, Ketua Gugus Merapi MPLS SMAN 1 Sumedang “Saya sudah mengikuti MPLS di hari ke 3. Kakak-kakak mentor kami sangat aktif sehingga sangat memotivasi saya untuk melatih kedisiplinan dan. Saya paling suka ketika pelajaran baris-berbaris,” jelas Farodiz
Dukungan untuk Murid Berkebutuhan Khusus
Dalam rangkaian kunjungan ini, Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus memberikan perhatian khusus kepada Reki, murid berkebutuhan khusus yang memiliki minat besar pada musik dan seni. Reki menerima bantuan perlengkapan sekolah, serta bantuan alat musik keyboard untuk menunjang bakatnya dalam bernyanyi dan bermain musik. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Wamen Atip kepada Reki yang hadir didampingi ibunya.
Ibunda Reki menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan anaknya. “Bantuan ini sangat bermanfaat, saya sangat berterima kasih. Perlengkapan sekolah dan alat musik sangat berguna untuk mengembangkan bakat anak saya di bidang seni, karena Reki sangat menyukai bermain musik dan bernyanyi. Semoga ini bisa meningkatkan prestasinya,” ucap sang ibu.
Reki pun menyampaikan kegembiraannya menerima bantuan tersebut. “Saya sangat senang menerima keyboard dan perlengkapan sekolah. Saya akan lebih giat belajar,” ujar Reki sambil tersenyum gembira.
Dukungan ini diharapkan tidak hanya menjadi bentuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, tetapi juga sebagai wujud pengakuan atas potensi dan minat siswa berkebutuhan khusus. Dengan alat yang tepat dan perhatian yang menyeluruh, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan berprestasi.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 361/sipers/A6/VII/2025
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah