Cerita Anak Putus Sekolah Memulai Mimpi Baru dengan Program Pendidikan PKK dan PKW
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Ribuan anak putus sekolah di Indonesia kini mendapatkan harapan baru. Melalui Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah (APS) SMK Berdaya Lewat Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), mereka dapat kembali berdaya dengan keterampilan vokasional.
Gerakan ini merupakan program kolaborasi antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bersama pemerintah daerah, mitra industri, dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) sebagai lembaga penyelenggara.
Harapan baru tersebut pun menjadi angin segar bagi Ayu Nisfuna, gadis asal Desa Kuala Leuge Baro, Pereulak, Aceh Timur. Ia sudah putus sekolah sejak 2023, yang sebelumnya sekolah di salah satu SMK swasta dengan Konsentrasi Keahlian Farmasi.
“Saya harus berhenti sekolah karena kendala biaya, terlebih saat praktik di sekolah sering kali saya tidak bisa ikut,” terang Ayu.
Sebagai anak ke-7 dari 8 bersaudara, Ayu terpaksa harus merelakan masa putih abunya. Setelah putus sekolah, ia menganggur dan hanya membantu sang ibu di rumah. Selang waktu berjalan, ia mendapatkan informasi mengenai program PKK melalui postingan Facebook Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ratna Tailor.
“Ini kesempatan kedua saya untuk bisa berdaya kembali. Walaupun berbeda dengan keahlian yang saya pelajari sebelumnya, saya rasa tidak masalah,” ujar Ayu.
Ayu menjelaskan bahwa ia tidak mahir dalam menjahit dan hanya bisa menjahit lurus. Akan tetapi, melalui program PKK yang ia ikuti nanti di LKP Ratna Tailor, ia yakin ia bisa mampu bekerja hingga akhirnya ia bisa membuka usaha sendiri.
Pemimpin LKP Ratna Tailor, Ratna Dewi, menyampaikan bahwa sudah ada 5 APS yang akan mengikuti program PKK di lembaganya. Selepas pelatihan akan disalurkan di berbagai usaha konveksi, salah satunya adalah Ayu.
“Mereka berhak mendapatkan kesempatan baru. Mudah-mudahan tidak hanya berkarier di Aceh, tetapi juga di luar kota, bahkan dunia,” ungkap Ratna.
Awal dan Mimpi Baru
Tak hanya Ayu, peluang ini pun terbuka kembali bagi Ilham. Pemuda 18 tahun yang sudah terkena drop out karena jarak sekolah dan rumah yang cukup jauh. Sempat ingin pindah sekolah, ia pun tidak diizinkan orang tua karena harus menguras biaya kembali. Ia pun melanjutkan hidup dengan bekerja menjadi penjual jajanan jalanan/street food.
“Saya mulai merasa jenuh dan ingin belajar kembali. Maka dari itu, walaupun tidak punya dasar menjahit, saya ingin ikut kursus tata busana,” jelas Ilham.
Tinggal di desa daerah Sukabumi, Ilham memutuskan untuk mengikuti kursus program PKK di LKP Intan. Dengan latar belakang keluarga kurang mampu, bagi Ilham, kesempatan ini sangatlah berarti. Ia mendapatkan kursus gratis yang nantinya mendapatkan sertifikasi kompetensi dan disalurkan kerja ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Saya mendapatkan informasi mengenai program PKK ini dari teman saya dan akan memanfaatkan kursus dengan semaksimal mungkin,” pungkas Ilham semangat. (Zia/Dani)