Badan Bahasa Perkuat Literasi dan Sinergi Pendidikan Vokasi–Industri untuk Ketahanan Pangan Nasional

Badan Bahasa Perkuat Literasi dan Sinergi Pendidikan Vokasi–Industri untuk Ketahanan Pangan Nasional

Ciamis, 23 Agustus 2025 Dalam upaya mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menegaskan peran strategis literasi sebagai fondasi utama pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri pangan.

 

Sinergi lintas unit di Kemendikdasmen seperti Badan Bahasa, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), serta Ditjen Pendidikan Vokasi dan PKLK, menjadi kunci dalam mendorong pendidikan kontekstual yang menyatu dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Kolaborasi ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif, termasuk kunjungan lapangan dan penguatan bahan bacaan bermutu bagi siswa SMK.

 

“Sinergi penguatan literasi dengan kurikulum yang selaras antara dunia pendidikan dan DUDI sangat penting agar saling mendukung. Untuk itu perlu turun langsung ke lapangan dan berdialog dengan industri guna mengetahui kebutuhan nyata SDM pangan,” ujar Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, saat memberikan pembekalan kepada tim Kemendikdasmen.

 

Senada dengan Hafidz, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK), Tatang Muttaqin, juga menyampaikan komitmen untuk meningkatkan sinergi antara dunia pendidikan dan industri yang menjadi pilar penting dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional.

 

"Indonesia sebagai negara agraris membutuhkan SDM unggul untuk mendukung ekosistem pangan. Melalui Ditjen Vokasi dan PKPLK Kemdikdasmen berkomitmen mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Harapannya, agar lulusan SMK memiliki keterampilan yang selaras dengan kebutuhan dunia industri dan dunia usaha sektor pangan", ujar Tatang

 

Kunjungan Lapangan dan Penguatan Praktik Baik Literasi di Dunia Industri

 

Sebagai bagian dari Patok Banding Proyek Perubahan: Membangun SDM Unggul Mendukung Industri Pangan, Tim Kemendikdasmen mengunjungi sejumlah unit usaha unggas di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi pendidikan vokasi dengan dunia industri, sekaligus melihat secara langsung praktik baik yang relevan untuk pengembangan kurikulum dan peningkatan literasi siswa SMK.

 

Rombongan didampingi oleh Sartono, Kepala Bagian Program dan Pelaporan, Sekretariat Badan Bahasa, dan disambut oleh pengusaha unggas lokal Kuswara Suwarman. Dalam kunjungan ke Naratas Farm di Jelat serta Hatchery CV Tanjungmulya di Panumbangan, tim meninjau praktik pelatihan langsung yang dijalani siswa dan mahasiswa magang.


Integrasi Teori, Praktik, dan Literasi Terapan

 

Pelatihan lapangan mencakup seluruh proses industri unggas, mulai dari grading telur, inkubasi, penetasan (pullchick), hingga vaksinasi. Evaluasi dilakukan dalam kurun waktu 100 hari untuk memetakan kesiapan kerja siswa secara menyeluruh.

 

Mahasiswa dan siswa magang yang terlibat mengaku mendapat manfaat nyata dari pembelajaran berbasis praktik. Salah satunya Faisal, mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman yang sedang magang, mengatakan, “Setiap 35 hari ada rotasi tugas. Itu membuat kami lebih teliti dan memperluas literasi praktik secara menyeluruh.” katanya.

 

Tak hanya Faisal, siswa SMK, Alfa juga menyatakan bahwa dirinya ingin membentuk kelompok ternak di kampung halaman. “Ilmu yang saya dapatkan bukan hanya teori, tapi keterampilan hidup untuk mandiri.” harap Alfa.

 

Dalam kesempatan yang sama, Salma, guru sekaligus alumni SMK IPP Ciamis, menambahkan bahwa integrasi pembelajaran dengan industri telah membentuk literasi aplikatif. “Sekolah menyediakan modul pembelajaran, sementara industri memberikan pengalaman nyata. Kolaborasi ini membangun literasi yang relevan dengan dunia kerja,” ujarnya.

 

Penguasaan Bahasa untuk Daya Saing Global, dan Budaya Baca

 

Penguasaan literasi kebahasaan, termasuk bahasa asing, juga dinilai krusial untuk meningkatkan daya saing global lulusan SMK. Hal ini disampaikan oleh perwakilan industri, Iwan Nursiwan, yang menyebut bahwa keterampilan bahasa Inggris menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan yang ingin bekerja di sektor ekspor atau luar negeri.

 

“Banyak permintaan kerja dari luar negeri, tetapi keterampilan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, masih menjadi kendala bagi lulusan SMK. Perlu ada pelatihan bahasa yang lebih komprehensif sejak dini,” ungkap Iwan. Ia juga mendorong adanya budaya baca yang lebih kuat di rumah, sekolah, maupun di ruang-ruang publik, termasuk melalui program Akses Baca Setiap Akhir Pekan.

 

Sumber: Siaran Pers Nomor: 473/sipers/A6/VIII/2025

 


#PendidikanBermutuuntukSemua #KemendikdasmenRamah