Gelar Wicara Vokasi PKPLK 2025: Kupas Tuntas Di Balik Layar Produksi Film Pendek Murid SMK
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK – Sebagai upaya untuk menghadirkan ruang interaktif dan sebagai refleksi capaian program selama satu tahun, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) menyelenggarakan Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 pada Rabu dan Kamis, 18 dan 19 Desember 2025, di Kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Jakarta.
Berbagai rangkaian acara disuguhkan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman baru dan informasi kepada setiap pengunjung yang hadir. Salah satunya adalah rangkaian gelar wicara dengan berbagai topik, satu di antaranya ialah terkait “Di Balik Layar Produksi Film Pendek Bioskop Karya Murid SMK”.
Gelar wicara sesi ini dirancang untuk memberikan ruang diskusi dan pembelajaran mengenai proses produksi film pendek yang dihasilkan murid SMK sekaligus memperkuat pemahaman publik dan pemangku kepentingan terhadap potensi, kompetensi, dan kreativitas murid SMK dalam industri perfilman. Gelar wicara ini menghadirkan dua narasumber yang telah berkecimpung di dunia produksi film pendek, yakni Aramhinta Zivanka (murid SMK Budi Luhur) dan Yuda Kurniawan (sutradara pemenang Festival Film Indonesia 2018).
Dalam gelar wicara ini, Zivanka atau yang kerap disapa Aji ini menceritakan proses produksi film berdasarkan pengalaman yang mereka hadapi. Mereka menceritakan bagaimana ide cerita dikembangkan, tantangan menyusun naskah, pembagian peran dalam tim produksi, hingga proses pengambilan gambar yang menuntut kedisiplinan dan kerja sama. Bagi para murid, keterlibatan dalam produksi film bukan sekadar tugas pembelajaran, tetapi juga sarana mengasah kompetensi teknis dan soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja industri kreatif.
“Ada banyak hal yang saya dan teman-teman dapatkan dari proses pembuatan film pendek yang berjudul Teruntuk Raya ini. Projek ini adalah bagian dari pembelajaran kami yang kemudian kami siapkan sebaik mungkin dan syukurnya bisa tembus tayang di bioskop. Ini adalah pencapaian yang berharga,” ucap Zivanka.
Menurutnya, dalam pembuatan film ini dibutuhkan dukungan yang kuat, baik dari sekolah dan orang-orang terdekat.
“Untungnya sekolah itu support sekali dan orang tua saya juga mendukung hal-hal produktif yang saya lakukan. Ke depan rencana saya adalah melanjutkan ke pendidikan tinggi bidang perfilman dan menjadi bagian dari ekosistem perfilman agar bisa terus berkembang ke kancah global. Meskipun sulit tapi saya yakin itu bisa,” terang Zivanka.
Dalam kesempatan ini juga turut menghadirkan praktisi perfilman, Yuda Kurniawan, yang memberikan perspektif profesional terkait standar industri. Apa yang dipelajari dan dikerjakan oleh murid SMK bidang film bisa menjadi portofolio yang akan membawanya ke arah yang lebih dalam.
“Saya rasa ke depan industri film akan terus meningkat dan saya rasa penting SMK bidang film untuk mendukung industri ini. Peluang selalu terbuka yang terpenting selalu diasah melalui projek-projek dan ambil pelajarannya,” ucap Yuda. (Aya/NA/AS)