Izam Alfarizi, Siswa SDN 10 Tanantovea, Sang Pemimpi Kecil di Tengah Bencana Banjir Bandang yang Bercita-cita menjadi Pelukis

Izam Alfarizi, Siswa SDN 10 Tanantovea, Sang Pemimpi Kecil di Tengah Bencana Banjir Bandang yang Bercita-cita menjadi Pelukis

Donggala, Ditjen Vokasi PKPLK – Bencana alam adalah salah satu kejadian yang tidak bisa diprediksi oleh siapa pun. Setiap dari kita pasti menginginkan keselamatan di manapun berada. 


Pada tanggal 27 Mei 2025, Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah diterjang bencana banjir bandang yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah-rumah warga. Tentunya kejadian ini menjadi pukulan tersendiri bagi masyarakat Donggala khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. 


SDN 10 Tanantovea, Donggala menjadi salah satu sekolah terdampak bencana banjir bandang. Bangunan kelas di SDN 10 Tanantovea pun banyak yang rusak. Akibatnya, pembelajaran di sekolah ini pun dialihkan ke tenda darurat. 


Di tengah lumpur dan sisa-sisa puing akibat banjir bandang yang memporakporandakan SDN 10 Tanantovea, ada seorang siswa kelas empat bernama Izam Alfarizi dengan mata yang tetap berbinar dan tangan yang tak pernah lepas dari genggaman impiannya. Banjir bandang yang melanda desa tempat tinggal Izam tak hanya menyapu rumah-rumah dan sekolahnya, tetapi juga menyisakan trauma bagi banyak anak. 


Izam bercerita bahwa kini ia harus menempuh jarak lebih jauh untuk bisa sekolah dan belajar bersama teman-temannya. Hal ini karena ruang kelasnya sudah hancur. 


“Saya sedih ruang kelas saya hancur dan tidak bisa digunakan lagi. Saya juga harus berjalan kaki cukup jauh dari atas sana menuju tempat belajar kami sementara. Sekarang kalau istirahat kami tidak bisa pulang ke rumah untuk makan siang,” ucap Izam. 


Meskipun demikian, semangat belajar Izam tidak pernah terbawa arus banjir. Izam memilih untuk mengekpresikan kesedihan dan harapannya lewat gambar-gambar sederhana. Di balik setiap coretannya, tersimpan cita-cita besar yakni menjadi seorang pelukis profesional. 


“Saya suka menggambar dan saya ingin menjadi seorang pelukis terkenal,” ucap Izam.


Izam berharap, sekolahnya bisa segera pulih. Izam sudah merindukan kegiatan belajar yang normal seperti siswa di sekolah lainnya. 


“Saya suka sekolah karena bisa bertemu teman-teman, tapi sekarang belajar kami kurang maksimal karena ruang kelas kami harus pindah. Pak Presiden dan Pak Menteri, segera perbaiki sekolah kami yah supaya kami bisa belajar normal kembali,” ujar Izam penuh harap.


Izam menjadi salah satu contoh generasi muda yang tangguh di tengah bencana. masih ada anak-anak yang tak mau menyerah, terus bermimpi, dan percaya bahwa masa depan bisa tetap cerah jika terus berusaha. (Aya/Dani)