Lapas Kelas I Cipinang Wujudkan Pemasyarakatan Humanis melalui Pendidikan Kesetaraan

Lapas Kelas I Cipinang Wujudkan Pemasyarakatan Humanis melalui Pendidikan Kesetaraan

Jakarta, Ditjen Diksi PKPLK – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang humanis melalui penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Warga Mandiri, Lapas Cipinang memberikan kesempatan kepada WBP untuk menuntaskan pendidikan pada jenjang Paket A setara Sekolah Dasar (SD), Paket B setara Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Paket C setara Sekolah Menengah Atas (SMA).


Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, menyampaikan bahwa pendidikan merupakan fondasi penting dalam pelaksanaan Pemasyarakatan yang berorientasi pada pembinaan dan pemulihan.


“Kami percaya bahwa pendidikan adalah jalan pemulihan. Melalui kesempatan belajar ini, warga binaan tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga arah dan harapan baru untuk menata masa depan,” ujar Wachid.


PKBM Warga Mandiri Lapas Cipinang telah meraih akreditasi A sehingga kualitas pembelajarannya diakui secara nasional. Dengan demikian, ijazah yang diperoleh para warga binaan melalui program kesetaraan memiliki legalitas yang sama dengan ijazah dari sekolah formal.


Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung secara inklusif dan partisipatif. Para warga binaan didorong untuk saling mendukung dalam proses pembelajaran serta membangun komunitas belajar yang produktif dan penuh motivasi.


Penanggung Jawab PKBM Warga Mandiri, Hari Yandi, menjelaskan bahwa pihaknya aktif melakukan pendataan dan pendekatan personal terhadap warga binaan yang belum memiliki ijazah.


“Kami tidak menunggu mereka datang. Dengan pendekatan yang sabar dan persuasif, kami yakinkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Bahkan mereka yang awalnya ragu, kini menunjukkan semangat luar biasa untuk menyelesaikan pendidikannya,” ungkap Hari Yandi.


Salah satu peserta program, SRY, mengaku awalnya merasa minder untuk mengikuti kegiatan belajar. Namun, setelah mendapatkan bimbingan dan dukungan dari tutor serta sesama peserta, ia menjadi lebih percaya diri.


"Dulu saya malu dan takut tidak bisa mengikuti. Tapi sekarang saya yakin bisa. Saya ingin menyelesaikan pendidikan dan memperoleh ijazah. Ini adalah cara saya membuktikan bahwa saya bisa berubah,” tuturnya.


Melalui semangat Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel (PRIMA), Lapas Kelas I Cipinang terus berupaya menghadirkan program pembinaan yang berorientasi pada perubahan dan pemberdayaan. Pendidikan kesetaraan menjadi salah satu wujud nyata bahwa pemasyarakatan tidak sekadar menjalankan fungsi hukuman, tetapi juga menjadi ruang transformasi bagi Warga Binaan untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. (Esha/NA)