Menelisik Peningkatan Kompetensi Masyarakat melalui Kursus di Kota ‘Seribu Bambu’
Pringsewu, Ditjen Vokasi PKPLK - Kota Pringsewu, yang berarti seribu bambu dalam bahasa Jawa, tidak hanya terkenal dengan keindahan alam, tetapi juga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terus ingin meningkatkan kompetensi. Melalui kursus dan pelatihan, masyarakat berupaya menambah keterampilan, salah satunya di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) House of Learning, Pringsewu, Lampung.
Pendiri sekaligus Pemimpin LKP House of Learning, Caroline Idahon Sinaga, menilai bahwa kursus menjadi pendidikan yang dekat dengan masyarakat di luar sekolah formal. Menurutnya, pelatihan yang fleksibel dan intensif ini mampu mempersiapkan peserta didik untuk bekerja maupun berwirausaha.
“Kota Pringsewu ini pendidikan berkembang sangat pesat, antusiasme para muda untuk belajar sangat tinggi terutama yang berhubungan dengan bahasa asing dan teknologi,” ungkap Caroline.
Walaupun antusias yang cukup tinggi, para pemuda di Pringsewu masih perlu didorong dan diarahkan terus untuk dapat meningkatkan kompetensi. Hadirnya LKP sebagai lembaga pendidikan nonformal mampu mendorong kecakapan sehingga berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Caroline yang juga sekaligus Ketua DPD Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (PLKP) Lampung, terus membina para anggota untuk terus mengembangkan tata kelola LKP. Caroline menyebutkan bahwa terdapat 77 LKP yang bergabung dengan forum tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan kursus di tanah Pringsewu.
“Kami mengadakan mentoring yang isinya adalah bagaimana meningkatkan scale up LKP menjadi lebih modern dan mandiri mengikuti perkembangan teknologi, salah satu bentuknya adalah kursus daring yang saat ini sedang tren,” terang Caroline.
Perjalanan LKP House of Learning
Berpengalaman di pendidikan nonformal, Caroline memiliki kisah yang berliku. Caroline mengungkapkan bahwa pendirian LKP House of Learning memiliki cerita yang cukup panjang. Sebelumnya, ia hanyalah guru les bahasa Inggris yang mengajar secara door to door. Setelah melanjutkan pendidikan yang penuh perjuangan sampai magister, ia memberanikan diri menyewa ruko untuk menjadi tempat belajar peserta didik.
“Awalnya hanya dikelola oleh saya dan suami serta 4 orang staf administrasi. Kemudian, saya mengurus izin dan seluruh legalitas LKP serta mengikuti berbagai pelatihan Tata Kelola lembaga yang diadakan Direktorat Kursus dan Pelatihan pada waktu itu,” ujar Caroline.
Seiring berjalannya waktu, LKP House of Learning pun terus berkembang pesat dan mulai meraih kepercayaan masyarakat dan pemerintah. Terdapat beberapa penghargaan dari pemerintah kabupaten, provinsi, sampai ke tingkat nasional. Tak hanya kursus bahasa Inggris, LKP tersebut pun memfasilitasi pelatihan desain grafis, teknisi komputer, tata rias penganting, bahasa Mandarin, public speaking, dan entrepreneurship.
“Kami menjadi bermitra juga dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan dan mendapatkan Kepercayaan untuk menyelenggarakan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) sejak tahun 2019 sampai 2024 dan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) di tahun 2020,” terang Caroline.
Untuk memperkenalkan LKP ke pendidikan formal, LKP House of Learning pun bekerja sama dengan banyak SMA di Lampung untuk Program Dual Track sejak 2023. Melalui program ini LKP tersebut memberi materi tata kecantikan wajah dan rambut. (Zia/Dani)