Pameran Konsolnas Dikdasmen 2025 Hadirkan Produk Kreatif Warga Belajar SKB

Pameran Konsolnas Dikdasmen 2025 Hadirkan Produk Kreatif Warga Belajar SKB

Depok, Ditjen Vokasi PKPLK - Agenda Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen) 2025 yang diselenggarakan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada 28 s.d. 30 April 2025, juga menghadirkan pameran yang memperlihatkan kebijakan/program, karya/produk kreatif, serta unjuk kompetensi masing-masing peserta pameran dari unit utama Kemendikdikdasmen


Pada pameran tersebut, stan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) diisi oleh peserta pameran dari sekolah menengah kejuruan (SMK), lembaga kursus dan pelatihan (LKP), sekolah luar biasa (SLB), dan sanggar kegiatan belajar (SKB). Menariknya, SKB yang diwakili oleh SKB Kabupaten Bekasi menghadirkan produk-produk berupa berbagai  hasil rajutan dan bunga akrilik hasil kreativitas warga belajar.




Tutor SKB Kabupaten Bekasi, Tini Riyawati, mengatakan bahwa produk-produk rajutan dan bunga akrilik hasil keterampilan siswa yang dihadirkan dalam pameran Konsolnas Dikdasmen 2025 sengaja ditampilkan untuk memberikan apresiasi pada warga belajar sekaligus memang untuk dijual. 


“Kita merajut dari benang polyester. Hasil-hasil produk mulai dari tas, sarung botol minuman, sarung handphone, konektor masker, dan bros. Produk bros ini paling laris biasanya paling laris kalau kita jual di pameran,” terang Tini, yang mengatakan bahwa produk tersebut dihasilkan oleh warga belajar Paket B dan Paket C atau setingkat SMP dan SMA. 


Selain merajut dan membuat bunga akrilik, SKB Kabupaten Bekasi menawarkan berbagai program vokasional lain dalam pembelajaran, mulai dari kelas barista, perbengkelan, makeup artist (MUA), sampai pembuatan kue-kue. Semua program ini diberikan bimbingan langsung oleh tutor untuk mendukung kemandirian warga belajar.


“Jelang lebaran kami juga membuat program belajar membuat kue. Ini kemudian dijual oleh warga belajar. Bisa membantu perekonomian mereka juga,” terang Tini.




Sementara itu, bunga akrilik yang dipamerkan dalam stan dengan konsep “Ruang Bahagia untuk Semua” teserbut, menurut Tini, merupakan salah satu produk unggulan yang dihasilkan oleh warga belajar di SKB Kabupaten Bekasi. Ia mengatakan bahwa bunga akrilik memang mempunyai cukup banyak peminat dan dilirik banyak orang untuk menjadi bagian dari dekorasi rumah, hiasan acara, atau untuk dijadikan hadiah. 


“Produk ini cukup banyak peminat. Kami mendorong warga belajar untuk memasarkannya secara online. Bunga ini bisa dijual secara banyak berikut dengan vasnya dan bisa juga dijual satuan,” terang Tini menjelaskan bahwa mereka menjual setangkai bunga akrilik dengan harga Rp10.000,00.


Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK, Baharudin, memberikan apresiasi atas keterlibatan SKB dalam agenda pameran tersebut. Menurutnya, keterlibatan tersebut menunjukkan bahwa SKB serta pusat pendidikan masyarakat lain juga berdaya sebagaimana pendidikan formal. Ia mengungkapkan soal “berdaya” ini memang menjadi acuan atau konsep utama dalam pameran Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK.


“Sesuai arahan Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK, kita mengusung tema “Semua Bisa Berdaya”, dan kita ingin memperlihatkan stan pameran sebagai ruang kolaborasi dari berbagai satuan pendidikan di bawah Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK, baik formal maupun informal. Kita ingin memperlihatkan bahwa warga belajar di SKB telah menghasilkan ragam kreativitas yang mendorong kemandirian mereka,” kata Baharudin.


Menurutnya, banyak sekali produk kreativitas hasil pembelajaran warga belajar SKB atau PKBM (pusat kegiatan belajar masyarakat) yang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, dan ikut menopang perekonomian warga belajarnya. Untuk itu, produk-produk tersebut harus diberikan apresiasi dengan ikut memamerkannya pada setiap agenda yang diselenggarakan Kemendikdasmen.


“Memamerkan produk warga belajar SKB juga adalah memberikan apresiasi atas kerja-kerja mereka. Kita juga sekaligus mempromosikan pada khalayak, bahwa warga belajar SKB atau PKBM juga menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan langsung dalam keseharian masyarakat,” tutup Baharudin. (Esha/Dani)