Sempat Gagal Seleksi Polisi, Alumnus Kursus Ini Jadi Welder Profesional
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Kursus pengelasan merupakan langkah utama untuk menjadi ahli las atau welder profesional. Itulah langkah yang diambil oleh Tegar Budiman, pemuda 19 tahun yang mengikuti kursus pengelasan melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK). Dalam waktu 3 bulan setelah kursus, ia berhasil magang dan lanjut bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tegar sempat mengubur mimpinya untuk menjadi polisi. Tak mau terus terpuruk, ia pun memulai mimpi baru dengan mengikuti kursus pengelasan. Ia memilih Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Inlastek, Surakarta, Jawa Tengah sebagai tempat pelatihan yang menyelenggarakan program PKK.
“Mungkin jalannya bukan menjadi polisi. Bahkan saat menganggur saya pun pernah bekerja part time di rumah makan,” ujar Tegar.
Bagi Tegar, program PKK juga membawa kesempatan baru untuknya sehingga bisa meningkatkan keterampilan di bidang pengelasan. Sebagai lulusan SMK pula, ia sudah mengetahui dasar-dasar tentang pengelasan.
“Dengan kursus pengelasan, praktiknya lebih banyak dan sesuai dengan permintaan industri. Semakin sering saya belajar, semakin cepat saya bisa mengelas dengan rapi,” tambah Tegar.
Pengalaman di Pekerjaan Pertama
Kursus pengelasan di LKP Inlastek meningkatkan keterampilan Tegar lebih matang. Jika dahulu ia belum mahir dengan las overhead, kini ia semakin jago dan menghasilkan las yang lebih rapi. Ia pun berhasil lulus uji kompetensi (UJK) dengan nilai sempurna sebelum magang.
“Waktu kursus dua bulan tidak terasa saya bisa melaluinya dengan baik, terlebih instruktur LKP inlastek sangat membantu dan profesional,” terang Tegar.
Pemuda asli Solo tersebut pun mendapatkan kesempatan magang di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Jakarta. Mulai merantau dan magang di bulan November 2024, Tegar merasa menjadi welder tidak seburuk yang ia kira. Prospek kerja yang cukup besar dan gaji yang kompetitif membuat ia yakin peluang di bidang pengelasan pun sangat tinggi.
“Saya menyelesaikan magang selama 6 bulan dengan baik sehingga bisa diangkat menjadi karyawan dengan kontrak satu tahun,” ungkap Tegar.
Tantangan demi tantangan di dunia kerja pun berhasil Tegar lalui. Menurutnya, tantangan pasti ada di setiap pekerjaan apapun, tetapi dengan bekal seseorang akan berhasil melaluinya.
“Kalau masalah tantangan itu biasa,karena kerjanya di laut ataupun di dalam tangki kapal yang sempit. Untungnya saat kursus saya sudah pelatihan saya terbiasa,” ujar Tegar
Pendapatan Tegar pun meningkat mulai dari magang sampai karyawan, bermula di angka Rp3 juta, kini ia bisa mendapatkan pendapatan bulanan UMR Jakarta. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan di tahun lalu, yang mana ia masih belum bekerja dan menganggur.
Tegar menjelaskan, “Ada perubahan hidup yang saya rasakan, inilah dampak dari kursus melalui program PKK bisa langsung bekerja dan mendapatkan penghasilan.”
Direktur LKP Inlastek, Bramono Pandupradiptyo mengungkapkan bahwa program PKK di LKP Inlastek telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan. Beberapa diantaranya adalah PT. Dok Kodja Bahari, PT. Nayati, Polygon, PT. Cameron Batam.
“90% lulusan PKK Platinum tahun 2024 sudah bekerja semua, sisanya karena masalah kesehatan ataupun izin jadi tidak bisa melanjutkan kontrak kerja,” ungkap Bramono.
Sebagai informasi, program PKK merupakan program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus. Program ini menyasar anak putus sekolah (APS) ataupun menganggur untuk mendapatkan keterampilan melalui kursus vokasi sehingga mampu bersaing di dunia kerja. (Zia/Dani)