Cerita Alumnus Program PKW: Dari Kerja Serabutan sampai Punya Bengkel Sendiri

Cerita Alumnus Program PKW: Dari Kerja Serabutan sampai Punya Bengkel Sendiri

Gunungkidul, Ditjen Vokasi PKPLK - Mimpi setiap pecinta otomotif adalah memiliki bengkel sendiri. Impian tersebut pun akhirnya terwujud juga oleh alumnus kursus otomotif, Toni Efendi. Melalui program Pendidikan kecakapan Wirausaha (PKW), ia mendapatkan bekal teknis dan kewirausahaan sehingga mampu mendirikan Tunggal Garage.


Peluang kursus tersebut ia ambil setelah ia kerja serabutan jual-beli motor bekas di daerahnya. Menyadari bahwa pendapatannya tidak terus meningkat, ia memutuskan untuk mengasah kompetensi dengan berlatih kembali di bidang otomotif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bayu Utama.


“Sedari kecil memang sangat menyukai dunia otomotif. Bahkan sedari usia 11 tahun sudah bercita-cita ingin menjadi mekanik dan punya bengkel,” terang Toni.


Toni bercerita, setelah lulus SMK bidang Teknik Kendaraan Ringan, ia pernah bekerja di PT Astra Daihatsu Motor. Bekerja di perusahaan sekelas Astra setelah lulus SMK tidak membuat Toni merasa tinggi hati. Ia tetap belajar kembali di LKP Bayu Utama bersama instruktur yang tidak kalah kompeten.


“Saat kursus fokus pada projek-projek yang sering ditemui di lapangan dan juga banyak materi kewirausahaan. Jadi, benar-benar dipersiapkan menjadi wirausaha,” tutur Toni.


Bengkel Pertama Toni


Keahlian vokasi dari SMK dan kursus membuat Toni berhasil mewujudkan mimpi. Setelah pelatihan selama kurang lebih dua bulan, ia mendapatkan modal usaha, baik dalam bentuk sparepart ataupun aksesoris motor lainnya. 


Toni menjelaskan, “Dapet modal dari program PKW, jadi setelah selesai kursus tinggal menjalankan rintisan usaha. Hal ini sangat membantu saya karena modal bengkel membutuhkan modal yang besar, tapi saya bisa mendapatkannya secara gratis.”


Tunggal Garage Toni dirikan di kampungnya di ujung Gunungkidul. Berdasarkan penjelasan Toni, bengkelnya ramai oleh klien dari masyarakat setempat dan juga masyarakat luar kampung. Dari bengkel tersebut Toni sudah membantu ibunya yang hanya ibu rumah tangga. Ia pun bisa mendapatkan penghasilan kurang lebih Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta per bulan.


“Tentu sangat berbeda ketika saya jual-beli motor bekas dulu saat masih belum punya bengkel. Dulu Rp1 juta aja nggak sampai,” terang Toni.


Bagi Toni, program PKW adalah titik balik hidupnya dalam mewujudkan mimpi untuk memiliki bengkel sendiri. Ia tidak perlu lagi bekerja dengan orang lain ataupun kerja serabutan. Kini, ia bisa bekerja di rumah dekat dengan keluarga.


Usaha bengkelnya pun membuka peluang kerja bagi orang yang membutuhkan. Ia mengajak rekannya untuk bergabung dan bekerja bersamanya. Karena jika bengkel sedang ramai, ia membutuhkan tenaga tambahan agar servis menjadi lebih maksimal. (Zia/NA)