Satuan Pendidikan Nonformal Berperan Penting Mendorong Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Satuan Pendidikan Nonformal Berperan Penting Mendorong Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) beberapa bulan lalu telah meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) yang merupakan bagian dari pendidikan karakter dan fondasi penting untuk membentuk generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kepribadian kuat. 


Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa gerakan ini merupakan wujud nyata komitmen bersama untuk membentuk anak-anak Indonesia sebagaimana diharapkan oleh para pendiri bangsa dalam konstitusi. Gerakan ini sekaligus menjadi bagian dari dari kebijakan Kemendikdasmen yang diharapkan dapat membentuk anak Indonesia menjadi anak-anak yang hebat, cerdas, sehat, berkarakter, berakhlak mulia, terampil, dan memiliki dedikasi kepada bangsa dan negara. 


Pada seri webinar nasional ketiga dalam rangka menyambut Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini turut dibahas oleh Sukiman (Ketua Asosiasi Doktor PAUD) dan Agus M. Sholihin (Kepala Bidang Fasilitasi dan Advokasi Pusat Penguatan Karakter) selaku narasumber.


Sukiman menyatakan bahwa sebagai aset masa depan bangsa, Gerakan 7 KAIH ini harus diterapkan mulai dari lingkungan keluarga. Menurutnya, keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan utama dari anak. Ia pun mengatakan bahwa keluarga adalah tiang yang akan menentukan pertumbuhan seorang anak dan untuk itu urgensi pertumbuhan karakternya berada pada keluarga.


“Apa manfaat dari Gerakan 7 KAIH ini? Dengan bangun pagi, ini akan dapat melatih disiplin anak. Dengan berolahraga, akan dapat menumbuhkan menumbuhkan nilai spiritual dan moral. Sementara itu, makan sehat dan bergizi akan dapat mendukung pertumbuhan optimal,” terang Sukirman.


Ia juga menerangkan dengan kebiasan lain dalam Gerakan 7 KAIH, misalnya gemar belajar, akan dapat merangsang kreativitas dan pemahaman dari diri anak. Sementara itu, dengan dorongan untuk bermasyarakat akan dapat menumbuhkan gotong royong dan tanggung jawab sosial.




“Kita tidak hidup sendiri di dunia ini. Kemampuan kita untuk berkolaborasi, bergotong royong, tanggung jawab sosial harus dibangun sejak dini, antara lain melalui kemampuan bermasyarakat dan bertetangga. Terakhir, gerakan untuk tidur cepat akan dapat memastikan istirahat cukup untuk kesehatan tubuh dan pikiran anak,” tambahnya.


Sementara itu, selaku Kepala Bidang Fasilitasi dan Advokasi Pusat Penguatan Karakter, Kemendikdasmen, Agus M. Sholihin mengungkapkan bahwa kesuksesan Gerakan 7 KAIH ini tergantung pada pelibatan catur pusat pendidikan. Untuk itu, menurutnya, Pusat Penguatan Karakter pun telah mendorong untuk melihatkan catur pusat pendidikan ini, mulai dari sekolah, masyarakat, keluarga, dan media.


Ia mengungkapkan, Gerakan 7 KAIH juga sudah didorong melalui Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama, yang merupakan salah satu upaya memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah melalui penguatan pendidikan karakter melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan.


“PKBM, SKB, LKP, TBM, Forum PKBM, dan komunitas lainnya memiliki peran penting dalam mendukung program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dengan membekali keterampilan dan pengetahuan yang relevan,” terangnya. 


Ia mengungkapkan, satuan pendidikan nonformal dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai kebiasaan baik, seperti gemar belajar dan berolahraga. Selain itu satuan pendidikan nonformal dapat menyediakan pelatihan yang fokus pada keterampilan praktis, yang dapat membantu anak-anak menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan di masa depan.


“Satuan pendidikan nonformal sangat efektif untuk membantu anak-anak mengembangkan karakter yang kuat dengan menyediakan pelatihan yang tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan soft skills, seperti komunikasi efektif, manajemen waktu, dan kepemimpinan,” katanya. (Esha/NA)