1.008 Warga Belajar Banjarnegara Terima Ijazah, Lulusan Tertua Berusia 69 Tahun
Banjarnegara, Ditjen Diksi PKPLK - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga menyerahkan ijazah kepada para lulusan pendidikan kesetaraan tahun ajaran 2024/2025 dalam sebuah seremoni yang digelar di Ballroom Surya Yudha Banjarnegara, Kamis (3/7/2025).
Penyerahan ijazah dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Banjarnegara, Indarto, Anggota DPRD Banjarnegara (Dedi Suromli), Kepala BBPMP Jawa Tengah (Nugraheni Triastuti), serta Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Banjarnegara (Teguh Handoko).
Dalam sambutannya, Teguh mengungkapkan bahwa jumlah lulusan pendidikan kesetaraan tahun ini mencapai 1.008 orang, terdiri atas 136 lulusan Kejar Paket A (setara SD), 333 lulusan Paket B (setara SMP), dan 539 lulusan Paket C (setara SMA). Mereka berasal dari 24 PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan satu SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) yang tersebar di Banjarnegara.
“Ijazah yang mereka terima bukan sekadar lembaran kertas, melainkan simbol dari perjuangan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah warga belajar,” ujarnya.
Para lulusan datang dari berbagai latar belakang usia, profesi, dan motivasi belajar yang beragam. Tercatat, lulusan tertua dalam gelombang ini adalah Wilati (69 tahun) dari PKBM Khalimul Khasan, Kalibening. Sementara itu, lulusan termuda adalah Raisya Adina (12 tahun) dari PKBM Ibnu Hajar Al Asqolani, Kecamatan Karangkobar.
Menurut Teguh, keragaman tersebut mencerminkan betapa luasnya jangkauan dan manfaat program pendidikan kesetaraan dalam membuka akses pendidikan bagi semua kalangan. Tak sedikit lulusan yang kini telah menempati posisi strategis di masyarakat.
“Lulusan pendidikan kesetaraan ada yang menjadi kepala desa, tenaga pendidik, petani, pedagang, anggota TNI dan ASN, bahkan pernah ada yang menjadi bupati. Mereka juga punya peluang yang sama untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” tambahnya.
Beberapa alumni diketahui telah melanjutkan studi ke berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri, seperti Mu’tah University (Yordania), ISI Yogyakarta, Universitas Terbuka Purwokerto, hingga STIE Taman Siswa.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara, Indarto, dalam sambutannya menyebutkan bahwa pendidikan kesetaraan sebagai wujud nyata keadilan sosial dalam dunia pendidikan. Ia menekankan bahwa jalur pendidikan nonformal bukanlah "jalur kedua", melainkan jalan mulia yang telah melahirkan ribuan insan pembelajar yang tangguh.
“Pendidikan kesetaraan adalah bagian penting dalam membangun fondasi Banjarnegara yang lebih berdaya saing dan berkeadilan. Meningkatnya jumlah lulusan dari jalur ini akan turut mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),” ujarnya.
Kepada para lulusan, Indarto berpesan agar ijazah yang diterima tidak menjadi akhir dari perjalanan belajar.
“Ijazah bukan garis akhir, tapi titik awal dari lembaran kehidupan baru. Gunakan ilmu yang diperoleh untuk menebar manfaat. Jadilah penggerak perubahan dan teladan bagi generasi berikutnya,” pungkasnya. (Esha/Dani)