Bekal Agribisnis untuk Guru, Ini 5 Tahapan Produksi Karet ala BBPPMPV Pertanian
Cianjur, Ditjen Vokasi PKPLK - Salah satu kekayaan sumber daya alam Indonesia yang cukup melimpah adalah karet. Untuk itulah, pemanfaatan karet pun perlu diimbangi dengan ilmu agribisnis, khususnya di ranah pendidikan vokasi di sekolah menengah kejuruan (SMK).
Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Pertanian (BBPPMPV Pertanian) menyelenggarakan Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan Angkatan 3 dengan fokus pada Budidaya dan Pengolahan Karet pada Agustus 2025. Pelatihan ini menjadi bekal bagi guru-guru Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan untuk meningkatkan kompetensi.
Melalui pelatihan dan magang di industri, para guru mendapatkan salah satu materi mengenai tahapan produksi karet. Berikut adalah penjelasannya.
Persiapan Lahan Budi Daya
Hal pertama yang menjadi pondasi dalam budi daya karet adalah lahan. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, guru-guru SMK belajar bagaimana mengolah lahan yang benar, membuat lubang tanam, dan mengatur jarak tanam. Tak hanya itu, membuat drainase pun menjadi hal penting untuk menjaga kelembaban tanah.
Pembibitan Tanaman Karet
Setelah lahan siap, itu artinya pembibitan tanaman dapat dilakukan. Tahapan ini meliputi pemilihan benih yang unggul, teknik penyemaian, dan juga perawatan bibit. Tahap kedua ini pun cukup krusial karena berdampak langsung pada produktivitas dan keberlanjutan perkebunan karet.
Penanaman dan Penyiraman
Tahap berikutnya adalah penanaman dan pemeliharaan. Dalam proses pelatihan, para peserta memindahkan bibit ke lahan tersebut. Pada saat menanam, jarak tanam harus diperhatikan agar tanaman tidak saling berebut nutrisi maupun cahaya matahari. Setelah itu dilanjutkan dengan penyiraman, pemupukan, penuangan, dan pengendalian hama. Kedua tahapan ini saling berkaitan erat. Penanaman yang benar tanpa penyiraman yang tepat akan membuat pertumbuhan tanaman terhambat.
Penyadapan
Pohon yang sudah berusia 4 sampai 6,5 tahun sudah dapat dilakukan penyadapan. Dalam program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan, para guru pun melakukan proses penyadapan. Peserta diajarkan teknik menyayat kulit pohon karet secara tepat agar tidak merusak tanaman. Hal ini dikarenakan sayatan yang terlalu dalam dapat merusak kambium dan menghambat pertumbuhan pohon, sedangkan sayatan yang terlalu dangkal membuat getah tidak keluar maksimal.
Pascapanen dan Pengolahan
Proses pascapanen dapat dimulai setelah mendapatkan hasil getah yang telah disadap di tempat penampungan. Hasil sadapan dapat diolah dengan cara digumpalkan, lalu digiling, dan dicetak menjadi lembaran/sheet. Lembaran tersebut lalu dijemur atau dikeringkan hingga kadar airnya berkurang, sehingga lebih awet dan tidak mudah rusak.
Itulah lima tahap produksi karet mulai dari pengolahan lahan sampai dengan pascapanen. Memiliki kemampuan ini, para guru akan memiliki kompetensi yang komprehensif di bidang tersebut yang sesuai dengan industri sehingga dapat menjadi contoh nyata bagi murid. (BBPPMPV Pertanian/Zia/NA)