Berbahan Lokal, SMKN 1 Cangkringan Kembangkan Produk Tepung Sehat Non-gluten

Berbahan Lokal, SMKN 1 Cangkringan Kembangkan Produk Tepung Sehat Non-gluten

Sleman, Ditjen Vokasi PKPLK – Di tengah gencarnya pola hidup sehat, banyak masyarakat yang berbondong-bondong beralih dari bahan makanan instan ke bahan pangan lokal non-instan. 


Kebutuhan akan alternatif pangan yang lebih ramah tubuh dan lingkungan pun semakin tinggi. Salah satu yang menjadi perhatian bagi masyarakat adalah penggunaan bahan makanan tepung non-gluten, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kesehatan pencernaannya. 


Menjawab kebutuhan tersebut, SMKN 1 Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, pun hadir dengan mengembangkan produk tepung non-gluten. Dengan memanfaatkan bahan-bahan pertanian lokal seperti pisang, umbi-umbian dari petani lokal, SMKN 1 Cangkringan mampu mengubahnya dan menaikkan nilai ekonomi dari bahan-bahan pertanian lokal tersebut. 


Kepala SMKN 1 Cangkringan, Margono, menyampaikan bahwa salah satu fungsi dari Konsentrasi Keahlian APHP adalah mengubah bahan-bahan mentah hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi yang bisa menaikkan nilai ekonomis dan nilai guna dari bahan-bahan tersebut. Melalui kegiatan kewirausahaan, para siswa diberi ruang untuk menggali potensi lokal dan menciptakan produk bernilai jual tinggi. Salah satu terobosan mereka adalah pembuatan tepung non-gluten dari bahan-bahan lokal seperti singkong, pisang, talas, dan umbi-umbian lainnya.


“Inovasi ini bagian dari pembelajaran berbasis projek yang melibatkan keterampilan praktis, kerja tim, dan jiwa wirausaha. Harapannya, lulusannya tidak hanya bisa bekerja, tetapi juga mampu mengembangkan ilmunya dengan berwirausaha memanfaatkan bahan-bahan lokal,” ucap Margono.

Sementara itu, Dina Damayanti, guru Konsentrasi Keahlian APHP, menyampaikan bahwa tepung non-gluten buatan siswa ini tidak hanya bebas gluten, tetapi juga diproses secara alami tanpa bahan pengawet. Proses produksinya mengandalkan teknik sederhana dan efektif, mulai dari pemilihan bahan baku, pencucian, pemotongan, pengeringan hingga penggilingan. Seluruh proses tersebut dilakukan dengan memperhatikan standar kebersihan dan keamanan pangan. Hasilnya adalah tepung yang halus, sehat, dan memiliki aroma serta rasa alami dari bahan dasarnya. Produk tepung non-gluten SMKN 1 Cangkringan ini pun telah mengantongi izin edar dari BPOM. 


“Makanan yang berbahan dasar tepung non-gluten memang memiliki rasa yang cukup berbeda dengan tepung gluten. Meskipun begitu, khasiat yang didapatkan dengan mengonsumsi tepung non-gluten sangat baik, terutama bagi mereka yang ingin menerapkan hidup sehat,” ucap Dina.


Dengan adanya produksi tepung non-gluten oleh SMKN 1 Cangkringan, tentunya tidak hanya memberikan dampak positif bagi siswa dan sekolah, tetapi juga bagi petani lokal yang mengandalkan kehidupannya dari hasil pertanian. Kerja sama yang baik antara petani lokal dan SMKN 1 Cangkringan dalam mengolah hasil pertanian juga menjadi langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional. 


Selain aspek ekonomis dan kesehatan, penggunaan bahan lokal juga menjadi bentuk pelestarian budaya dan kearifan lokal. Umbi-umbian yang dulunya dianggap makanan kampung, kini justru naik kelas berkat sentuhan inovatif para siswa. Dengan mengemasnya menjadi produk modern yang sesuai dengan tren gaya hidup sehat, SMKN 1 Cangkringan membuktikan bahwa lokalitas bisa menjadi kekuatan global.


Saat ini, penjualan tepung non-gluten SMKN 1 Cangkringan baru melalui pameran dan media sosial sekolah. Bagi kamu yang sedang mencari produk-produk pangan lokal non-gluten, kamu bisa menghubungi SMKN 1 Cangkringan untuk mendapatkan informasi terkait produk-produk olahan hasil pertanian non-gluten karena mereka tidak hanya memproduksi bahan setengah jadi, tetapi juga produk jadi seperti cookies non-gluten. (Aya/Dani)