Dorong Talenta Vokasi di Bidang Teknologi, Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK Sosialisasikan Program Perempuan Inovasi 2025

Dorong Talenta Vokasi di Bidang Teknologi, Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK Sosialisasikan Program Perempuan Inovasi 2025

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkolaborasi dengan Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa) kembali menggelar Program Perempuan Inovasi 2025. 


Sosialisasi program Perempuan Inovasi 2025 ini digelar secara daring pada Kamis (4-6-2025) dengan menghadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, serta Amanda Simandjuntak selaku Founder of Markoding.




Dalam sambutannya, Dirjen Tatang mengatakan bahwa partisipasi pekerja perempuan dalam bidang teknologi di Indonesia masih relatif rendah. Padahal, perempuan perlu lebih banyak terlibat di lingkungan kerja, terutama di bidang sains, teknologi, rekayasa (engineering), dan matematik (STEM) agar industri di bidang teknologi ini dapat semakin berkembang dengan munculnya talenta yang beragam. 


“Keterlibatan perempuan dalam bidang teknologi tidak hanya mendorong terciptanya lingkungan yang lebih inklusif, melainkan juga dapat mendorong  pertumbuhan ekonomi. Jika partisipasi perempuan meningkat sebesar 25% saja di bidang ini maka akan menambah 2,9% terhadap GDP nasional,” kata Tatang.


Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus dengan bangga menjadi mitra strategis dalam program Perempuan Inovasi 2025. Dirjen Tatang juga mendorong pelajar perempuan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) untuk dapat terlibat dalam program ini serta melihat program ini sebagai peluang yang penting untuk dikejar.




“Ayo manfaatkan kesempatan ini. Program ini 100% gratis dan dirancang untuk pemula dan dapat dilihat sebagai peluang karier di bidang teknologi,” ujar Dirjen Tatang.


Dirjen Tatang juga mengajak seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Balai-Balai Vokasi di seluruh Indonesia untuk turut berperan aktif mendorong partisipasi satuan pendidikan vokasi di wilayahnya, termasuk SMK dan LKP agar dapat menyebarluaskan informasi, memberikan pendampingan teknis pendaftaran, serta memotivasi peserta didik dan tenaga pengajar untuk mengikuti program ini. 


Sementara itu, Amanda Simandjuntak selaku Founder of Markoding menyampaikan bahwa peluang karier di bidang teknologi memang cukup tinggi. Hal ini tidak lepas dari perkembangan dunia digital dan teknologi yang hampir tidak bisa dilepaskan dengan dunia kerja saat ini.


“Indonesia setidaknya membutuhkan 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 dan hampir semua bidang pekerjaan pasti akan terkait dengan teknologi digital ini,” kata Amanda.




Menurut Amanda, sejak dimulai pada tahun 2022 lalu, program ini telah memberikan akses pelatihan basic web development dan UI/UX design kepada lebih dari 35.000 perempuan di Indonesia. 


“182 di antaranya mendapatkan beasiswa bootcamp siap kerja dan kami salurkan di sejumlah industri mitra kami, seperti IBM, Pertamina, Astra, dan sejumlah industri lainnya,” kata Amanda.


Program Perempuan Inovasi 2025 hadir dengan format bootcamp beasiswa pelatihan keterampilan digital yang terdiri atas dua jalur pembelajaran utama: Full Stack Web Development dan UI/UX Design. Kedua jalur ini dirancang tidak hanya untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis yang kuat, tetapi juga mengintegrasikan penggunaan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dalam proses pembelajaran dan praktiknya. 




Penguatan keterampilan berbasis AI diintegrasikan secara langsung ke dalam materi sehingga peserta tidak hanya menguasai keterampilan teknis inti, tetapi juga memahami dan mampu memanfaatkan alat dan teknologi berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, serta inovasi desain dan pengembangan. 


“Melalui program Perempuan Inovasi 2025, perempuan diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan digital yang mendasar maupun lanjutan, sehingga mereka dapat terlibat secara aktif dalam industri teknologi,” ujar Amanda menambahkan. (Nan/Dani)