JWG ke-11, Indonesia-Inggris Sepakat Perkuat Pendidikan Vokasi Indonesia
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) terus berkomitmen untuk memgembangkan pendidikan vokasi serta mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Partisipasi semesta pun diperlukan, salah satunya melalui Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group Meeting/JWG) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris (United Kingdom/UK).
Hal tersebut disampaikan Direktur Kursus dan Pelatihan, Yaya Sutarya, saat menyampaikan paparannya pada Joint Working Group Meeting ke-11 yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (18/11/2025).
JWG merupakan wadah kolaborasi yang strategis antara Indonesia dan Inggris untuk memperkuat pendidikan dasar dan pendidikan menengah antara kedua negara. Topik diskusi yang dibahas pada forum JWG antara lain pengembangan kapasitas guru, pengembangan keterampilan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK), kurikulum, penilaian, inovasi pendidikan termasuk pendidikan karakter serta sistem sekolah.
Pada kesempatan tersebut, Yaya yang mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus menguraikan sejumlah langkah transformatif yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPKL dalam memperkuat pendidikan vokasi , salah satunya melalui revitalisasi SMK.
"Kami terus memperkuat kualitas pendidikan kejuruan melalui revitalisasi SMK dan kolaborasi dengan industri," kata Yaya.
Saat ini, lanjut Yaya, masih ada sejumlah tantangan dalam mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia. Hal tersebut termasuk soal kompetensi para guru di sekolah-sekolah kejuruan. Selain itu, kurikulum pendidikan vokasi yang ditantang untuk selaras dan bisa beradaptasi dengan tuntutan industri.
Oleh karena itu, Yaya berharap kolaborasi antara Indonesia-Inggris yang diwadahi melalui JWG ini dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia serta pengajar vokasi melalui pelatihan guru, desain kurikulum bersama, serta kesempatan magang bagi murid-murid SMK di perusahaan-perusahaan Inggris yang ada di Indonesia.
"Kami berharap sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia dapat memperluas pembelajaran berbasis industri melalui akses ke perusahaan-perusahaan Inggris yang beroperasi di Indonesia dan kawasan, guna memungkinkan magang bagi siswa," kata Yaya menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Yaya juga mengusulkan kolaborasi untuk memperkuat program bersama pengembangan profesional berkelanjutan (CPD) melalui kursus singkat dan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris bagi pendidik vokasi dan kepala sekolah.
"Kami juga terbuka untuk kerja sama dalam penelitian terapan di bidang keterampilan hijau, teknologi digital, teknik, pariwisata, dan sektor-sektor prioritas lainnya," Yaya menambahkan.
Sementara itu, UK International Education Champion, Sir Steve Smith, menegaskan komitmen kuat Inggris untuk memperluas kerja sama pendidikan dengan Indonesia, termasuk dalam pengembangan pendidikan vokasi. Menurut Steve, lapangan kerja di mana mendatang memerlukan pekerja-pekerja dengan kualifikasi dan kompetensi yang tinggi. Sayangnya, kompetensi yang dimaksudkan belum tentu merupakan kompetensi yang diajarkan saat ini.
Pada kesempatan tersebut, Inggris menyampaikan bahwa mereka memiliki sejumlah program terkait dengan peningkatan kompetensi siswa kejuruan, misalnya program yang memungkinkan 90 siswa SMK Jakarta meraih sertifikasi internasional ACCA. Inggris juga telah mendukung peningkatan Keterampilan Hijau Inggris-Indonesia. Inggris juga memiliki pengalaman terkait dengan pembentukan Skills England untuk menyelaraskan pelatihan dengan permintaan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.
Steve berharap, kerja sama di masa mendatang dapat berfokus pada pengembangan kebijakan bersama untuk integrasi keberlanjutan, perluasan program sertifikasi terakreditasi serta pembinaan antara pendidikan-industri melalui forum dan kemitraan.
Pihak Inggris juga menyampaikan komitmen dalam pengembangan keterampilan para siswa melalui program pembelajaran seumur hidup, program pelatihan dan pemagangan, serta menciptakan jalan bagi siswa menuju pasar tenaga kerja, serta penyelarasan pelatihan dengan permintaan. (Nan/NA/AS)