Manfaatkan Potensi Pertanian Lokal, SMKN 1 Labuan Bajo Olah Labu Kuning menjadi Berbagai Produk Kuliner Turunan
Labuan Bajo, Ditjen Vokasi PKPLK – Pertanian adalah salah satu sektor yang dapat kita jumpai di wilayah Indonesia. Kekayaan alam yang melimpah membuat produk pertanian pun semakin beragam.
Berbicara terkait produk pertanian, labu kuning menjadi salah satu produk pertanian yang dapat dengan mudah dijumpai di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melimpahnya labu kuning di Labuan Bajo menjadi peluang besar jika diolah secara optimal. Melihat hal ini, SMKN 1 Labuan Bajo melalui Konsentrasi Keahlian Kuliner pun mengambil langkah kreatif dengan mengolah labu kuning menjadi beberapa produk kuliner.
Inisiatif ini juga dilatarbelakangi oleh kebijakan daerah yang mendorong setiap sekolah kuliner untuk mengangkat potensi lokal. Kepala SMKN 1 Labuan Bajo, Viktoria Timung Wulang, menuturkan bahwa pengolahan ini menjadi salah satu upaya SMKN 1 Labuan Bajo dalam mendukung ketahanan pangan dan menggali potensi pertanian lokal.
Inisiatif ini menjadi bagian dari penguatan kompetensi siswa di bidang kuliner dan bisnis, sekaligus mendorong pemanfaatan hasil pertanian lokal secara maksimal. Labu kuning atau ndesi dalam bahasa Manggarai, selama ini hanya dianggap sebagai tanaman biasa kini diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi seperti selai, kompiang, dan bahan utama pembuatan. Melalui kegiatan projek based learning (PBL), para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung terlibat dalam seluruh proses pembuatan produk hingga pemasaran.
“Kami melihat labu kuning sangat melimpah di wilayah ini, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui program ini, siswa belajar tidak hanya tentang pengolahan pangan, tetapi juga tentang kewirausahaan dan inovasi produk,” ucap Viktoria.
Dengan bimbingan guru kejuruan, siswa merancang resep, mengatur komposisi gizi, dan menciptakan kemasan produk yang menarik. Salah satu siswa, Angelista Rini Aulia, mengaku senang bisa masuk sekolah kuliner dan bisa terlibat dalam pembuatan produk berbahan dasar labu kuning.
“Dengan mengikuti projek ini, saya jadi tahu ternyata labu kuning bisa diolah menjadi berbagai produk kuliner. Dengan menjadikannya sebagai bahan utama ternyata memberikan cita rasa unik yang tidak bisa ditemukan di produk kuliner lainnya,” ucap Angelista.
Produk-produk olahan labu kuning ini juga dipasarkan di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Selain itu, pengolahan labu kuning juga memberi dampak pada petani lokal yang menjadi mitra sekolah. Dengan permintaan labu yang meningkat, petani memiliki pasar yang lebih jelas dan berkelanjutan.
Kini, SMKN 1 Labuan Bajo sedang menyiapkan perizinan agar penjualan produk diversifikasi labu kuning dari SMKN 1 Labuan Bajo bisa menyasar ke masyarakat luas. (Aya/Dani)