Memperkuat Literasi, Membangun Masyarakat Cakap dan Mandiri

Memperkuat Literasi, Membangun Masyarakat Cakap dan Mandiri

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Upaya untuk membangun ekosistem literasi berkelanjutan menjadi pokok pembahasan dalam seri webinar yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen) dalam rangka Hari Aksara Internasional (HAI), 20 Agustus 2025, yang disiarkan di kanal Youtube Direktorat PNFI.


Seri webinar episode kedua dengan tajuk “Kesalehan Literasi Digital Membangun Masyarakat” ini menghadirkan Karta Sasmita, akademisi dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Yanti, pendiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An-Nur sebagai narasumber.




Karta Sasmita dalam pembahasannya mengungkapkan bahwa Indonesia masih punya banyak pekerjaan terkait literasi dan hal ini berangkat dari persoalan keberaksaraan. Ia mengatakan bahwa aksara merupakan salah satu buah dari peradaban dan bukan hanya dimaknai dalam bentuk huruf, tetapi bagian dari warisan budaya yang menyimpan nilai-nilai, sejarah, dan identitas lokal. 


“Aksara ini berhubungan erat dengan literasi karena terkait dengan persoalan membaca, memahami makna, menggunakan informasi untuk berpikir kritis, berkomunikasi, dan memecahkan masalah,” kata Karta.


Ia mengungkapkan bahwa aksara dan literasi merupakan alat utama informasi sosial. Untuk itu, penting bagi setiap orang memahami pentingnya hubungan tersebut. 


“Saat ini kita didorong membangun ekosistem literasi berkelanjutan, artinya bagaimana kita membangun budaya literasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena sudah menjadi budaya, menjadi napas bagi kita. Kalau kita sudah punya budaya literasi kita tidak perlu khawatir dengan disinformasi dan hoaks,” lanjut Karta.




Ia mengungkapkan banyak terjadi persoalan di tengah-tengah masyarakat karena iliterat. Persoalan ini karena seseorang tidak tahu tentang sebuah informasi, tetapi karena seseorang tersebut tidak mau memverifikasi sebuah sumber informasi. Untuk itulah, menurut Karta, penting menekankan pentingnya literasi berkelanjutan dengan mendukung pertumbuhan literasi terus-menerus dalam ekosistem sosial dan budaya. 


“Literasi ini mencakup interaksi berbagai elemen masyarakat, mulai dari individu hingga institusi besar,” terang Karta.


Senada dengan Karta, selalu pendiri PKBM An-Nur, Yanti menyadari pentingnya pemahaman terkait literasi, karena itu PKBM yang didirikannya tersebut memperkuat visi-misi dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat melalui literasi. Ia menyadari, dengan literasi satuan pendidikan nonformal bisa memainkan peran bagaimana masyarakat bisa maju, bagaimana kita bisa menuntaskan buta aksara, dan bisa mendorong kecakapan hidup yang memandirikan masyarakat.




“Melalui literasi kami melakukan lima program pemberdayaan di PKBM An-Nur, mulai dari pemberdayaan masyarakat di bidang agama, pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial,” kata Yanti.


Ia pun mengatakan, lima program pemberdayaan tersebut selalu dimulai dengan kecakapan literasi. Menurutnya, tanpa literasi masyarakat tidak akan bisa berkembang, dan satuan pendidikan tidak akan bisa memajukan masyarakat tanpa memberikan literasi pada awal tiap-tiap programnya.


“Sebagai lembaga kita harus memberikan edukasi pada masyarakat terkait literasi. Tanpa itu kita tidak akan dapat mengubah masyarakat,” katanya. (Esha/NA)