Menggenggam Harapan, Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK Salurkan Bantuan untuk Sekolah Terdampak Banjir Bandang di Donggala
Donggala, Ditjen Vokasi PKPLK – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) melalui Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus menyalurkan bantuan untuk sekolah yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Bencana banjir bandang yang melanda Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 27 Mei 2025 ini menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur SD Negeri 10 Tanantovea, TK Karya Thayyibah Wombo, SMPN 2 Tanantovea, TK dan Karya Thayyibah Kalonggo. Kerusakan ini menyebabkan terganggunya proses pembelajaran.
Merespons hal ini, Direktorat PKPLK menyalurkan bantuan berupa 230 paket school kit yang dibagikan untuk siswa di SDN 10 Tanantovea dan SMPN 2 Tanantovea. Paket school kit ini sendiri terdiri atas buku, pensil, pulpen, penghapus, dan sejumlah peralatan tulis lainnya, termasuk tas yang didesain khusus untuk tas bencana.
Direktur PKPLK, Saryadi, menyampaikan bahwa penyerahan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK terhadap para siswa yang terdampak bencana banjir. Selain itu, penyaluran bantuan ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan kelangsungan layanan pendidikan, khususnya bagi peserta didik pada satuan pendidikan terdampak bencana.
“Tugas kami di Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus adalah memberikan layanan pendidikan khusus, termasuk untuk anak-anak di daerah bencana. Kami harus memastikan anak-anak tetap mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan meskipun dalam kondisi bencana,” kata Saryadi.
Wakil Kepala SDN 10 Tanantovea, Asrini, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian dari pemerintah pusat khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK. Asrini menyebut bahwa bantuan tersebut tidak hanya berperan dalam pemulihan pascabencana, tetapi juga memberi semangat dan harapan baru bagi siswa dan guru.
“Ini bukan sekadar bantuan pendidikan, tetapi juga dukungan moral yang sangat kami butuhkan di tengah keterbatasan ini. Kami berharap situasi ini bisa segera normal kembali agar anak-anak pun bisa belajar dengan senang dan nyaman,” ucap Asrini.
Sementara itu, Izam Alfarizi, siswa kelas 4 SDN 10 Tanantovea, menyampaikan keinginannya untuk bisa sekolah kembali di ruang kelasnya terdahulu. Ia menuturkan bahwa kenyamanan belajar saat ini kurang ia rasakan karena dari sisi jarak rumah dan tempat belajar sementara cukup jauh. Selain itu, Izam bersama teman-temannya juga harus bergantian menggunakan ruang kelas untuk belajar.
“Saya ingin sekolah dan ruang kelas bisa bersih dan terbangun kembali seperti sekolah pada umumnya. Kami ingin segera bisa belajar dengan normal dan nyaman serta bisa bermain bersama teman-teman,” ucap Izam. (Aya/Dani)