Pendidikan Nonformal Semakin Relevan, Mahasiswa Unnes Turun Langsung Sosialisasikan Program PKBM
Semarang, Ditjen Vokasi PKPLK - Di tengah kebutuhan masyarakat yang semakin beragam, pendidikan nonformal terus menunjukkan relevansinya sebagai jalur pendidikan alternatif yang fleksibel dan inklusif. Menyadari pentingnya sosialisasi pendidikan ini, mahasiswa Jurusan Pendidikan Nonformal, Universitas Negeri Semarang (Unnes) turun langsung ke masyarakat dengan menggelar kegiatan sosialisasi dan pengenalan pendidikan nonformal di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah pada pekan lalu.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan ibu-ibu PKK dari wilayah tersebut serta 9 orang mahasiswa Pendidikan Nonformal Unnes. Suasana kegiatan yang santai dan terbuka di lapangan RW ini membuat interaksi berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, Rianti Maha Dewi, memaparkan pentingnya jalur pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
“Pendidikan nonformal mencakup berbagai program, mulai dari pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C), pelatihan kecakapan hidup, program keaksaraan dan literasi, PAUD nonformal, hingga program pemberdayaan masyarakat,” kata Rianti yang merupakan mahasiswa Pendidikan Nonformal Unnes dan sedang magang di PKBM Tunas Mulia yang berlokasi di daerah tersebut.
Selain mengenalkan jenis-jenis program, para mahasiswa juga menyampaikan peluang karier yang dapat ditempuh oleh lulusan Pendidikan Nonformal, seperti menjadi tutor kesetaraan, fasilitator pemberdayaan masyarakat, pengelola lembaga kursus atau PKBM, hingga aparatur sipil negara (ASN) di bidang pendidikan masyarakat.
Selain memberikan informasi umum, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan secara langsung tempat magang para mahasiswa, yaitu PKBM Tunas Mulia. Melalui pembagian brosur dan penjelasan interaktif, ibu-ibu PKK diajak untuk mengenal lebih dalam program-program PKBM, khususnya pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C).
Perkenalan PKBM tersebut disampaikan oleh Nining Hardiyanti salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Nonformal UNNES yang juga anggota magang di PKBM Tunas Mulia. Ia mengungkapkan bahwa PKBM Tunas Mulia menawarkan sejumlah fasilitas yang mendukung pembelajaran, seperti ruang kelas yang nyaman, tutor berpengalaman, akses modul pembelajaran, serta program keterampilan seperti tata boga dan menjahit. Sistem pembelajaran yang fleksibel berbasis modul dan pembelajaran mandiri, serta pertemuan tatap muka terbatas, memungkinkan peserta untuk belajar sesuai dengan kondisi sosial ekonomi mereka.
“Program ini bermanfaat bagi masyarakat, terutama kaum perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan atau mengembangkan keterampilan untuk mendukung ekonomi keluarga,” kata Nining.
Melalui kegiatan ini, ia berharap masyarakat semakin terbuka dan tergerak untuk memanfaatkan jalur pendidikan nonformal, sebagai bagian dari pembangunan pendidikan yang lebih merata dan berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi contoh nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memperluas akses pendidikan. Dengan melibatkan langsung mahasiswa sebagai agen perubahan, sosialisasi semacam ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa informasi, tetapi juga membangun fondasi kesadaran kolektif bahwa setiap individu memiliki hak dan peluang untuk terus belajar, tumbuh, dan berdaya melalui jalur pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. (Esha/Dani)