PKBM Zaitun Ajak Masyarakat untuk Terus Berdaya
Rote Tengah, Ditjen Vokasi PKPLK - Menjadi penolong bagi masyarakat di sekitar dan mencarikan solusi atas persoalan tingginya angka putus sekolah menjadi tujuan utama didirikannya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Zaitun, Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut diungkapkan oleh Sifera A.L Panie selaku pendiri sekaligus pimpinan PKBM Zaitun.
Mulanya, Sifera adalah tutor di salah satu PKBM di daerah Rote Ndao, sempat absen satu tahun, dan kemudian ia dicari oleh masyarakat untuk mencarikan solusi atas persoalan pendidikan yang terjadi di daerah tersebut. Sifera mengatakan, PKBM Zaitun dibangun karena keterpanggilan hatinya untuk mendorong masyarakat di sekitarnya supaya menjadi lebih berdaya.
“Angka putus sekolah di daerah ini tinggi. Kita menjadi penolong untuk orang-orang yang ada di sini. Selain masyarakat memperoleh ijazah, melalui PKBM mereka juga memiliki keterampilan. PKBM menjadi pintu dan tiang gawang untuk pihak masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan,” kata Sifera.
Ia pun menceritakan, berkat semangat dari para tutor dan masyarakat di sekitar PKBM Zaitun, satuan pendidikan nonformal tersebut telah jauh berkembang. Saat ini PKBM Zaitun juga sudah bisa memperluas kemitraan di empat kecamatan di Kabupaten Rote Ndao.
“Saat ini kita juga memiliki 13 orang tutor yang terdaftar di dalam Dapodik. Dalam proses pendidikan dan kemasyarakatan kami juga menjalin relasi dengan pendeta dan kepala desa untuk menjaring warga belajar,” terangnya
Sifera menceritakan, selain menjalan program Paket A, B, C, dan KF (Keaksaraan Fungsional) yang fokus pada program Calistung (baca, tulis, hitung), PKBM Zaitun berfokus pada program pemberdayaan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan seni budaya, merias, potong rambut, pembuatan abon ayam dan ikan. PKBM tersebut juga mencoba mencari narasumber di sekitar Rote Barat untuk dapat berbagai keterampilan kepada masyarakat untuk mengolah rumput laut, kertas bekas, dan minyak kelapa murni (VCO).
Selain itu, perhatian Sifera pada dunia pendidikan nonformal juga telah mendorong PKBM Zaitun membuka kelas bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Baa.
“Kelas lapas saat ini ada 16 orang. Di sana kami berkegiatan dengan warga binaan setiap hari Jumat. Selain mengajar, kami buat kegiatan keterampilan seperti merias, pembuatan abon ikan dan abon, serta pelatihan potong rambut,” kata Sifera.
Ia berharap, berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM Zaitun di sekitar daerah Rote Ndao akan menjadi solusi atas persoalan angka putus sekolah, termasuk memberikan berbagai alternatif bagi masyarakat untuk melihat apa yang bisa diberdayakan dari daerah tersebut. Sifera pun memandang apa yang dilakukan PKBM akan dapat menjadi alternatif dan solusi bagi keterbatasan proses pendidikan yang terdapat di sekolah formal. (Esha/NA)