Sambut Baik TKA untuk SLB, Soal Harus Ramah Disabilitas dan Waktu Lebih Fleksibel
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan mulai melaksanakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada November mendatang untuk semua jenjang, tanpa terkecuali sekolah luar biasa (SLB). Penyediaan soal TKA untuk anak SLB diharapkan ramah disabilitas dan mudah diakses untuk berbagai hambatan, termasuk waktu pengerjaan yang lebih fleksibel.
Kepala SLBN Taruna Mandiri, Kuningan, Jawa Barat, Kokoy Kurnaeti, menyambut baik program TKA. Kokoy menyampaikan bahwa pelaksanaan TKA merupakan upaya positif pemerintah untuk menyediakan asesmen capaian akademik yang terstandar, objektif, dan kredibel.
“Bagi SLBN Taruna Mandiri yang memiliki 269 peserta didik dengan berbagai hambatan (pendengaran, penglihatan, intelektual, fisik, sosial-emosional), TKA dapat menjadi sarana pemetaan kemampuan akademik secara lebih jelas,” kata Kokoy.
Selain itu, bagi Kokoy, TKA tidak hanya menjadi alat ukur akademik, tetapi juga menjadi pemicu inovasi pembelajaran inklusif. Dengan demikian, setiap capaian murid dengan kebutuhan khusus dapat diakui dan diapresiasi.
Meski demikian, Kokoy menilai pelaksanaan TKA perlu memperhatikan kondisi murid berkebutuhan khusus yang memerlukan penyesuaian dalam instrumen, moda ujian, dan dukungan teknis, agar hasil tes tetap valid sehingga hasil TKA betul-betul menggambarkan capaian belajar murid.
Kokoy juga berharap, TKA dapat mengakomodasi keberagaman kebutuhan siswa SLB melalui penyediaan soal dan kebutuhan teknis yang ramah disabilitas.
“Perlu adanya dukungan teknis, seperti proktor/teknisi yang paham kebutuhan khusus,” tambah Kokoy.
Selain itu, Kokoy juga berharap hasil TKA bisa menjadi dasar dalam perbaikan pembelajaran, bukan hanya sebatas seleksi akademik agar kualitas pembelajaran di SLB dapat terus meningkat.
Menurut Kokoy, pendampingan guru atau orang tua saat simulasi TKA, diharapkan agar anak lebih siap secara teknis maupun emosional.
“Kami juga berharap ada fleksibilitas waktu pengerjaan, mengingat anak-anak dengan hambatan tertentu membutuhkan tempo lebih panjang,” terang Kokoy.
Sementara itu, Kepala SLBN 4 Jakarta, Sukimin, juga berharap soal-soal yang diberikan pada TKA dapat disesuaikan dengan kondisi kebutuhan anak. Soal TKA dapat dibuat dengan bahasa yang ringkas dan jelas serta mudah dipahami oleh peserta didik.
“Kalau di SLB kami, karena anak tunarungu di sekolah kami belum purna bahasa sebagai syarat memahami bacaan,” tambah Sukimin.
Sebagai informasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah membuka pendaftaran TKA hingga 5 Oktober 2025. Pendaftaran TKA dapat diikuti oleh seluruh murid di Indonesia sebagai upaya dalam membangun ekosistem pendidikan yang adil, unggul, serta berkualitas. (Nan/NA)