Potensi Lokal Jadi Kekuatan, SMKN 3 Komodo Kembangkan Desa Wisata melalui Konsentrasi Keahlian Ekowisata dan Wisata Bahari

Potensi Lokal Jadi Kekuatan, SMKN 3 Komodo Kembangkan Desa Wisata melalui Konsentrasi Keahlian Ekowisata dan Wisata Bahari

Manggarai Barat, Ditjen Vokasi PKPLK – Wisata merupakan salah satu potensi yang menjadi unggulan di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia menawarkan berbagai keunikan yang bisa menarik perhatian masyarakat. 


Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur adalah salah satu contoh wilayah di Indonesia yang menjadi tujuan wisata baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Keindahan alam dan kebudayaannya yang unik mampu menjadi daya tarik cukup kuat sehingga wisatawan berbondong-bondong untuk datang mengunjunginya. 


Untuk memperkuat daya tarik wisata tentunya dibutuhkan pendampingan di tempat wisata seperti desa wisata yang menjadi objek tujuan wisatawan. SMKN 3 Komodo, Labuan Bajo, NTT, melalui Konsentrasi Keahlian Ekowisata dan Wisata Bahari, menangkap peluang ini sebagai ruang belajar sekaligus kontribusi nyata siswa dalam pembangunan daerah. 


Labuan Bajo memiliki potensi wisata yang tinggi, namun kekayaan alam dan budaya di desa-desa sekitarnya juga menyimpan potensi besar yang belum tergarap optimal. SMKN 3 Komodo ini mengajak siswa untuk terlibat langsung dalam pengembangan desa wisata berbasis potensi lokal.


Kepala SMKN 3 Komodo, Hortensia Herima, menyampaikan bahwa melalui praktik kerja lapangan (PKL) dan program berbasis projek di desa wisata, siswa belajar mengenali karakter wilayah, memetakan potensi, dan mengembangkan wisata yang menarik dan berkelanjutan. 


“Kita tidak membimbing tapi kita saling belajar. Siswa bisa mempraktikkan ilmunya dan siswa juga bisa belajar terkait potensi lokal yang bisa dikembangkan hingga menjadi daya tarik yang kuat,” ucap Hortensia Herima.

Kegiatan pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas, melainkan langsung di lokasi-lokasi desa wisata mitra. Para siswa terlibat dalam berbagai aktivitas seperti pemanduan wisata, penataan destinasi, konservasi lingkungan, hingga penyusunan paket wisata berbasis budaya dan alam.


Dengan pendekatan partisipatif, siswa tidak hanya menjadi pelaku belajar, tetapi juga mitra strategis bagi desa. Konsentrasi Keahlian Ekowisata dan Wisata Bahari yang dikembangkan di SMKN 3 Komodo dirancang untuk menjawab kebutuhan riil di daerah. Dengan menggabungkan pengetahuan tentang pelestarian lingkungan, budaya lokal, dan kewirausahaan wisata, lulusan sekolah ini diharapkan siap menjadi pelaku pariwisata yang adaptif dan berkarakter.


“Anak-anak jadi punya empati sosial dan keterampilan nyata. Mereka tidak hanya tahu teori, tapi bisa langsung mempraktikkannya dengan konteks lokal,” ucap Hortensia Herima. (Aya/Dani)