SKB Kota Pekalongan Latih Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Pembelajaran Hidup Bersih dan Sehat
Pekalongan, Ditjen Diksi PKPLK – Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan beberapa waktu lalu kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Melalui kegiatan bertema bina diri, para peserta didik diajak belajar langsung tentang pentingnya hidup bersih dan sehat, sebagai bekal untuk menumbuhkan kemandirian sejak dini.
Bertempat di lingkungan SKB Kota Pekalongan, kegiatan ini berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Di bawah bimbingan para Guru Pendamping Khusus (GPK), anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan praktik langsung dengan cara yang menyenangkan dan edukatif.
Salah satu GPK, Angga Pratama Armadi Putra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembelajaran rutin yang difokuskan pada keterampilan bina diri.
“Kegiatan kali ini difokuskan pada materi bina diri, yaitu program khusus bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka bisa mengurus dirinya sendiri,” ujar Angga.
Materi yang diberikan mencakup kebersihan diri, mulai dari menjaga kebersihan kuku, gigi, dan tubuh, hingga edukasi tentang masa pubertas dan menstruasi. Angga menuturkan, pentingnya kegiatan ini berangkat dari kebutuhan untuk menanamkan kebiasaan hidup bersih sejak dini pada peserta didik ABK.
“Melalui pembiasaan yang konsisten, anak-anak diharapkan dapat tumbuh lebih mandiri dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” jelasnya.
Menurutnya, sebagian besar peserta didik SKB Kota Pekalongan kini telah memasuki masa pubertas sehingga mereka juga mendapatkan penjelasan tentang perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada usia remaja.
“Kesadaran terhadap kebersihan diri di kalangan ABK masih cukup minim, bahkan sebagian orang tua pun belum sepenuhnya memahami pentingnya pembiasaan ini,” tambahnya.
Kegiatan edukatif ini juga memberi ruang bagi peserta didik untuk belajar saling menghormati. Siswa laki-laki dan perempuan dikenalkan pada perbedaan proses pubertas serta cara berperilaku sopan terhadap teman yang sedang mengalami menstruasi.
GPK lainnya, Anggraini Nur Millati, mengungkapkan bahwa kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para siswa, khususnya mereka yang sudah mengalami masa pubertas.
“Respons mereka sangat antusias. Siswa perempuan berani berbagi pengalaman tentang menstruasi dan berharap teman-teman laki-lakinya bisa memahami kondisi mereka,” ujar Anggraini.
Ia berharap, program seperti ini dapat terus berlanjut agar memberikan dampak positif bagi siswa dan orang tua, khususnya dalam memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dan bersikap positif terhadap perubahan tubuhnya.
“Kami juga ingin menumbuhkan empati di antara siswa agar saling menghormati dan mendukung satu sama lain,” jelasnya. (Esha/NA)