Bisa Belajar Bahasa Isyarat, Produk Sablon Siswa SLBN 1 Jakarta Laris Manis di Pameran Konsolnas Dikdasmen 2025
Depok, Ditjen Vokasi PKPLK - Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus turut ambil bagian dalam Pameran Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen) 2025. Direktorat PKPLK menghadirkan SLBN 1 Jakarta yang membawa aneka produk sablon karya para siswa serta praktik langsung penggunaan bahasa isyarat.
Produk sablon yang dimaksud adalah aneka kaos serta tote bag. Uniknya, motif sablon yang digunakan pada tote bag ini berupa pelafalan huruf dalam bahasa isyarat. Hal inilah yang menarik perhatian para pengunjung pameran.
Zainal, dari Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Sumatra Barat menjadi salah satu pengunjung yang mengaku tertarik dengan tote bag hasil karya para siswa SLBN 1 Jakarta ini. Menurutnya, penggunaan bahasa isyarat pada tote bag sebagai sebuah ide kreatif yang patut diacungi jempol.
"Karena kita tidak hanya melatih kompetensi menyablon bagi para siswa, tetapi sekaligus memperkenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat," kata Zainal.
Dibuat Siswa
Pada pameran kali ini, SLBN 1 Jakarta ini sebenarnya tidak hanya membawa hasil karya salon berupa tote bag saja, tetapi juga kaus sablon dengan beberapa motif. Semua produk tersebut diproduksi oleh para peserta didik yang merupakan siswa berkebutuhan khusus.
"Di SLBN 1 Jakarta ada tunarungu dan tunagrahita. Mereka inilah yang mengerjakan produk kaus dan tas-tas ini," kata Ratih Dwi, guru SLBN 1 Jakarta saat ditemui di area pameran.
Kaus sablon karya para siswa ini dibandrol dengan harga Rp75.000,00, sementara tote bag dihargai Rp25.000,00. Saking banyaknya peminat, pihak sekolah sampai harus mendatangkan beberapa produk tambahan yang diambil dari sekolah.
Menurut Ratih, keterampilan sablon memang menjadi salah satu keterampilan yang diajarkan di SLBN 1 Jakarta. Selama ini, selain memberikan pelajaran akademik, para siswa SLBN 1 Jakarta memang dibekali dengan pelatihan vokasional untuk mengasah keterampilan mereka.
Selain keterampilan sablon, mereka juga belajar keterampilan vokasional lainnya, seperti kriya kayu, tata boga, menjahit, dan sebagainya.
"Kami sebenarnya ingin juga membuka program keterampilan animasi, khususnya untuk peserta didik tunarungu karena biasanya visual mereka sangat kuat sekali," tambah Ratih.
Selama ini, produk sablon diproduksi sepenuhnya oleh para siswa, mulai dari mendesain motif sablon hingga proses sablon itu sendiri. Produk hasil sablon biasanya dijual saat pameran-pameran.
"Memang biasanya selalu laku. Mereka berminat membeli bukan karena ini diproduksi oleh para siswa disabilitas, tetapi juga ide kreatif untuk memperkenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat secara luas," tambah Ratih. (Nan/Dani)