Revitalisasi SMKN 3 Banyumas, Langkah Nyata Dorong Lahirnya Talenta Seni Lokal Berkualitas
Banyumas, Ditjen Vokasi PKPLK – Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi meluncurkan program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP). Program yang diluncurkan serentak di seluruh Indonesia ini menyasar ke berbagai jenjang pendidikan, salah satunya sekolah menengah kejuruan (SMK).
SMKN 3 Banyumas, Jawa Tengah menjadi salah satu SMK penerima manfaat program yang dilakukan melalui revitalisasi ini. Acara ground breaking yang diselenggarakan pada Jumat (02-05-2025) ini menandai dimulainya pembangunan fasilitas baru dan sesuai standar yang ditujukan untuk memperkuat peran SMKN 3 Banyumas sebagai pusat pendidikan seni dan budaya unggulan gaya Banyumasan di wilayah Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, turut hadir Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, seniman lokal, dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Dirjen Tatang, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden untuk memperkuat pendidikan dalam hal ini SMK sesuai dengan standar, khususnya dalam bidang seni dan industri kreatif. Menurut Tatang, bidang seni adalah salah satu bidang yang menantang karena tidak semua orang memiliki passion di bidang ini. Melalui pendidikan ini, diharapkan para siswa dapat menemukan potret terbaiknya di bidang seni.
“Revitalisasi ini bukan sekadar membangun fisik, tetapi juga membangun semangat dan harapan baru. Semoga dengan adanya fasilitas baru dapat menambah kualitas dan semangat pembelajaran. Mari kita kawal bersama bersama proses pembangunan ini,” ucap Tatang.
Revitalisasi ini mencakup pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) Musik untuk Konsentrasi Keahlian Musik Populer, empat ruang kelas, dan lima toilet lengkap beserta peralatannya.
Kepala SMKN 3 Banyumas, Heppy Budi Kurniawan, menyampaikan rasa syukurnya karena SMKN 3 Banyumas mendapatkan manfaat dari program ini, khususnya dalam penyediaan RPS Musik. Heppy menyampaikan bahwa sebelum dilakukannya revitalisasi ini, siswa Konsentrasi Keahlian Musik Populer menggunakan bekas rumah dinas yang disulap menjadi studio musik sederhana yang jauh dari kata layak. Selain minimnya fasilitas, studio musik ini pun kondisinya rapuh dan pernah ambruk ketika diterpa hujan lebat.
“Kami bersyukur sekali atas kepercayaan yang diberikan kepada sekolah kami. Revitalisasi ini akan menjadi momentum untuk SMKN 3 Banyumas sebagai pusat pendidikan seni yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menyiapkan inovator di bidang budaya dan industri kreatif,” ucap Heppy.
Dengan adanya revitalisasi ini, harapannya turut menambah kepercayaan masyarakat untuk belajar seni. Terlebih potensi minat dan peluang generasi muda di Banyumas untuk bidang seni pertunjukan cukup besar.
“Tentunya ini sangat membantu kami apalagi animo masyarakat untuk SMKN 3 Banyumas ini cukup tinggi. Peminatnya dari tahun ke tahun selalu naik, tetapi ini perlu kami batasi karena keterbatasan sarana dan prasarananya tidak memenuhi,” ucap Heppy.
Guru Musik Popular, SMKN 3 Banyumas, Makhmud Surani, menambahkan bahwa dengan dibangunnya fasilitas baru yang disesuaikan dengan standar ini akan membawa peluang lebih besar dalam menyiapkan generasi muda dalam bidang musik populer yang lebih maksimal. Guru dan siswa tidak perlu khawatir lagi kalau tiba-tiba studio musiknya ambruk.
“Ini peluang besar bagi kami sebagai guru untuk bisa lebih maksimal dalam proses penyampaian materi. Dengan fasilitas yang nyaman dan sesuai standar pasti akan menambah semangat belajar anak-anak. Kami siap mengawal transformasi ini dengan semangat gotong royong,” ucap Mahkmud.
Dimas Saputra, siswa Kelas XI Konsentrasi Keahlian Musik Populer, mengungkapkan antusiasnya saat mendengar kabar bahwa SMKN 3 Banyumas mendapatkan program revitalisasi RPS Musik. Ini menjadi angin segar buat anak-anak musik populer karena mereka bisa belajar dengan nyaman. Ia bersama rekan sejawatnya tidak perlu merasakan lagi kejadian atap bocor, suara instrumen yang saling bertautan, kualitas kabel dan ketersediaan instrumen yang kurang memadai sehingga mereka bisa belajar dengan optimal.
“Dengan fasilitas baru nanti, kami bisa belajar lebih lebih maksimal karena selama ini fasilitas yang kami gunakan sangat ala kadarnya. Dulu kami perlu mengatur jadwal dengan lintas angkatan, suara instrumen antarkonsentrasi keahlian yang saling sahut-sahutan. Hal tersebut cukup membuat proses belajar kurang nyaman,” ucap Dimas.
Sementara itu, Kiman, warga setempat yang mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam proses pembangunan menyampaikan apresiasinya atas program ini. Menurutnya ini merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah dalam menghadirkan sarana pendidikan yang memadai. Sebagai warga, ia turut berbangga karena SMK yang telah hidup bersama masyarakat Banyumas bisa meningkatkan kualitas sarana prasarananya. Selain itu, proses revitalisasi yang melibatkan masyarakat setempat juga turut menghidupkan roda perekonomian masyarakat.
“Kami ikut senang karena kami juga merasa memiliki sekolah ini. Selain itu, bagi kami yang berprofesi sebagai tukang bangunan juga turut mendapatkan manfaatnya. Kami jadi memiliki pekerjaan dan penghasilan sehingga dapur kami bisa tetap berasap,” ucap Kiman.
Dengan revitalisasi ini, SMKN 3 Banyumas ditargetkan menjadi model SMK seni budaya di Indonesia, tempat tumbuhnya kreativitas, keterampilan, dan kebanggaan terhadap identitas lokal. Revitalisasi SMKN 3 Banyumas diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai seni dan budaya lokal. Sekolah ini juga akan menjadi laboratorium budaya serta pusat pengembangan kreativitas generasi muda di Banyumas dan sekitarnya. (Aya/Dani)